Dinilai Tidak Berguna, Warga Tak Pedulikan Jembatan Sungai Tiram yang Mangkrak dan Mulai Ambruk

Bintan, Ulasan.co – Baharuddin yang merupakan warga sekaligus pelaku usaha pariwisata di Tanah Merah Desa Penaga, Kabupaten Bintan, mengaku tidak lagi memedulikan Jembatan Sungai Tiram yang mangkrak dan telah menghabiskan anggaran hingga miliaran rupiah uang negara tersebut.

Menurutnya, ada atau tidaknya jembatan di jalan menuju Tanah Merah tersebut tidak berpengaruh pada kehidupan masyarakat sekitar. Hal itu karena sejak awal jembatan tersebut dinilai tidak ada gunanya lantaran akses jalan untuk menuju Tanah Merah sudah ada.

“Tak pengaruh kalau sama kami. Karena kalau dipikir, akses ke sini (Tanah Merah) pun sudah ada,” jelas dia, Jumat (16/4/2021)

Lanjutnya, ia menilai bahwa jembatan proyek BP Bintan yang telah dua kali mengganti kontraktor itu hingga kini belum ada titik terang. Sejak 2018 silam, para kontraktor telah mulai mengerjakan jembatan tersebut. Namun, hingga kini jembatan tersebut belum juga rampung. Terlebih lagi beberapa bagian jembatan tersebut sudah terlihat ambruk dan longsor.

“Seingat saya sejak 2018 lalu lah. Bahkan kemarin sempat gagal dan ganti kontraktor. Ini sudah yang kedua kalinya kalau tidak salah,” jelas Baharuddin pada awak media ulasan.co.

Tambahnya, ia menyayangkan adanya lampu jalan di sepanjang jalan menuju jembatan Sungai Tiram yang mangkrak tersebut. Hingga kini, ia masih melihat lampu pada jalan tersebut menyala dengan terangnya, meskipun jalan tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Ia pun menilai bahwa agar pemerintah setempat lebih baik memerhatikan jalan dari Sungai Tiram menuju Tanah Merah yang saat ini menjadi jalur utama bagi masyarakat. Hal tersebut karena hingga kini, akses jalan dari Sungai Tiram menuju Tanah Merah itu masih minim penerangan. Tidak adanya lampu jalan sepanjang jalan akan menyulitkan warga yang melintas.

“Mungkin lebih bagus lagi jalan yang ada ini diberi lampu jalan. Lebih jelas manfaatnya untuk masyarakat. Dari pada jalan mau ke jembatan itu, sementara jembatannya tidak bisa digunakan,” jelasnya.

Di tempat lain, Hamruddin selaku Kepala Desa Penaga, Kabupaten Bintan, mengaku bahwa dirinya belum bisa memberikan keterangan terkait pembangunan jembatan tersebut. Hal itu lantaran pembangunan jembatan tersebut menggunakan anggran dari APBN.

“Kalau itu saya tak bisa memberikan keterangan, kerena pembangunan jembatan itu anggaran pusat APBN. Mohon maaf. Jembatan itu bukan anggaran desa,” jelasnya.

Berdasarkan pantauan Ulasan.co, kondisi jembatan yang katanya untuk pariwisata di Tanah Merah itu sangat memprihatinkan. Terlihat dari beberapa sisi bagian yang sudah mulai retak dan bahkan terpisah. Selain itu, kondisi tanah yang longsor juga terlihat di kedua ujung jembatan. Di bawah jembatan, terlihat puing-puing bangunan yang belum diketahui dari mana asalnya. Orpit jembatan yang miring mengakibatkan adanya jarak antara badan jembatan dengan orpit atau penyangga jembatan tersebut.

Pada saat awak media Ulasan.co mendatangi lokasi jembatan tersebut, tidak terlihat satu pun pekerja yang sedang melaksanakan tugasnya di jembatan tersebut. Terlihat beberapa pondok, alat pekerja, serta beberapa baju yang tergantung di bawah jembatan. Hingga kini, Ulasan.co masih berupaya meminta konfirmasi kepada pihak-pihak terkait untuk informasi lebih lanjut. (Chokki dan din)