Dinkes Batam Catat 104 Kasus DBD Per 17 April 2024, 4 Orang Meninggal Dunia

Kadinkes Batam : Varian Baru COVID-19 Belum Terbukti 
Didi Kusmarjadi, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam. (Foto:Istimewa)

BATAM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), mencatat sebanyak 104 kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi  periode Januari sampai 17 April 2024. Dari ratusan kasus tersebut, empat orang meninggal dunia.

“Kasus DBD dari bulan Januari sampai pertengahan bulan April ini tercatat ada 104 kasus yang tersebar di Kota Batam. Kasus ini juga menyebabkan empat pasien meninggal dunia,” ujar Kepala Dinkes Kota Batam, Didi Kusmarjadi, Rabu 17 April 2024.

Adapun keempat pasien yang meninggal dunia tersebut masing-masing berusia lima tahun, 11 tahun, 25 tahun dan 59 tahun. Di mana seluruh pasien itu meninggal dunia pada Januari 2024 lalu.

Didi menyebutkan, cuaca dan kebersihan lingkungan jadi salah satu faktor tingginya kasus DBD di Batam. Ia pun meminta warga rutin membersihkan lingkungan.

“Salah satu faktornya karena musim pancaroba seperti yang terjadi di awal tahun. Curah hujan yang tinggi menimbulkan banyak genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Kebersihan lingkungan di luar atau dalam rumah juga harus dijaga,” ucapnya.

Berdasarkan data Dinkes Kota Batam, angka kematian akibat DBD juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2023, hanya tercatat tiga kematian akibat DBD, sedangkan sejak periode Januari hingga April 2024 sudah ada empat kasus kematian.

Oleh karena itu, Didi menekankan pentingnya peran masyarakat dalam pencegahan DBD. Ketika mengalami gejala DBD, segera mendapatkan pertolongan medis di puskesmas atau rumah sakit.

Baca juga: Antisipasi Kasus DBD, Dinkes Batam Imbau Warga Jaga Kebersihan di Musim Penghujan

Kemudian masyarakat diminta untuk berpartisipasi aktif dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui program 3M plus, yaitu menguras dan menyikat dinding tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan.

“Masyarakat juga diminta untuk aktif dalam gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (Jumantik) untuk memantau lingkungan masing-masing agar terhindar dari jentik nyamuk. Dalam musim hujan seperti saat ini, penting bagi kita untuk selalu waspada terhadap potensi DBD, karena hal ini cenderung meningkatkan risiko penyebaran penyakit ini,” terangnya. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News