BATAM – Dinas Pendidikan (Disdik) Batam, Kepulauan Riau, mencatat terdapat lebih dari seribu guru honorer di daerah tersebut. Mayoritas dari mereka digaji melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), termasuk guru-guru yang ditempatkan di pulau-pulau.
Kepala Disdik Batam, Tri Wahyu Rubianto, menyatakan bahwa banyak guru honorer yang gajinya bersumber dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Jumlahnya cukup banyak, mencapai seribuan. Saat ini, Sekda meminta kami untuk mendata jumlah guru yang digaji melalui dana BOS, dan proses pendataan ini masih berlangsung,” ujarnya, Kamis, 10 Oktober 2024.
Wahyu menjelaskan, baik guru yang digaji melalui APBD maupun dana BOS, jumlahnya cukup signifikan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan) juga telah mengarahkan agar guru honorer yang digaji dari dana BOS bisa mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Meski saat ini belum ada izin untuk menambah guru honorer di Batam, perekrutan tetap dilakukan guna memenuhi kebutuhan mendesak di sekolah-sekolah.
“Formasi PPPK yang tersedia sangat terbatas. Yang diusulkan hanya 109 orang, dengan tambahan 251 orang. Jumlah ini sangat kecil jika harus mencakup juga guru honorer dari dana BOS,” jelasnya.
Wahyu menegaskan, jika guru honorer dari dana BOS diangkat menjadi PPPK, maka tidak akan ada penambahan tenaga pengajar, melainkan hanya perubahan status kepegawaian.
Mengenai perekrutan baru, Disdik Batam telah menjalin kerja sama dengan lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk menyediakan tenaga pengajar. Namun, mekanisme perekrutan ini belum mendapat izin dari Kemenpan.
“Saat ini, jam mengajar guru honorer yang direkrut Disdik Batam telah ditingkatkan hingga 36 jam per minggu, bahkan ada yang mencapai 46 jam,” tambahnya.
Baca juga: Pemkot Batam Usulkan Formasi CPNS dan PPPK, Prioritaskan Guru dan Tenaga Teknis
Disdik Batam kini tengah berkoordinasi dengan Kemenpan untuk mengatasi kekurangan guru, sambil menunggu izin pembukaan rekrutmen baru, khususnya bagi guru yang digaji melalui dana BOS.
“Kami juga akan mengusulkan kembali kebutuhan guru ke Kemenpan. Saat ini, kuota kami hanya 251 orang, sementara yang baru direkrut 109 orang,” tutup Wahyu. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News