TANJUNGPINANG – Pengungsi Afghanistan diusir warga Jalan Peralatan, Batu 7, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Senin (19/09) malam.
Warga setempat menganggap ratusan pencari suaka itu meresahkan saat unjuk rasa di kantor UNHCR Tanjungpinang. Pasalnya, mereka menutup akses jalan utama warga. Ratusan pencari suaka asal Afghanistan melanggar ketentuan untuk melakukan aksi unjuk rasa sampai larut malam.
Polresta Tanjungpinang bersama dengan Rudenim Tanjungpinang, Satpol PP Tanjungpinang telah melakukan pendekatan persuasif kepada ratusan pencari suaka.
“Berdasarkan undang-undang yang berlaku dan aksi mereka (pencari suaka) juga mengganggu warga,” kata Kapolresta Tanjungpinang, Kombes Pol Heribertus Ompusunggu.
“Kita sudah berdiskusi dengan perwakilan IOM, UNHCR, Rudenim dan 10 orang pencari suaka tadi di Mapolresta, tetapi tidak mau untuk bubar sendiri,” katanya.
Ia menegaskan sampai batas waktu sesuai undang-undang untuk melakukan unjuk rasa dan mengeluarkan aspirasinya, maka aparat membubarkannya.
“Sehingga terpaksa kita bubarkan dan angkut dengan cara baik-baik dan kita pulangkan kepenampungannya di hotel Badhra,” jelasnya.
Baca juga: Meresahkan, Warga Jalan Peralatan Usir Pengungsi Afghanistan dari Kantor UNHCR Tanjungpinang
Sementara itu, Jumadi warga setempat mengaku terganggu dengan pengungsi. Mereka sudah bicara baik-baik kepada pengungsi agar tak berkemah dan menutupi jalan mereka.
“Warga cuma minta mereka tak mengganggu warga dengan menutupi akses jalan ke Masjid,” ujarnya.
Jumadi menyebut, para pengungsi selama menginap selalu mandi di masjid sehingga membuat air masjid habis. “Terpal buat mereka nginap ini juga punya masjid yang diambil. Mereka mandi di masjid, air sudah mulai habis untuk warga ambil wudhu,” ujarnya. (*)