Duh, Lebih dari 100 Ribu Keluarga di Pekanbaru Rawan Stunting

Duh, Lebih dari 100 Ribu Keluarga di Pekanbaru Rawan Stunting
Arsip Foto. Petugas kesehatan mengukur lingkar lengan atas anak, salah satu indikator status gizi anak balita. (ANTARA)

PEKANBARU – Sebanyak 100.048 keluarga di Kota Pekanbaru, Riau, menghadapi risiko stunting atau gagal tumbuh akibat akumulasi ketidakcukupan zat gizi yang berlangsung lama dari kehamilan sampai usia 24 bulan.

“Ini data hasil pengamatan keluarga yang dilakukan kami pada tahun 2021,” kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Pekanbaru, Muhammad Amin, Sabtu (19/3).

Baca juga: Moms Wajib Tahu, Pencegahan Stunting Bisa Dimulai Sebelum Ibu Hamil

Amin mengatakan bahwa pemerintah melakukan pendampingan pada keluarga-keluarga dengan risiko stunting.

“Kami lakukan pendampingan mulai dari masa sebagai calon pengantin, hamil, pasca-melahirkan, hingga anak berusia dua tahun,” katanya.

“Tiga bulan sebelum menikah, gizinya, fisiknya, psikisnya calon pengantin harus dipersiapkan,” tambahnya.

Ia mengatakan bahwa dinas melakukan pendampingan dengan dukungan dari 918 pendamping keluarga yang terbagi dalam 327 tim.

Baca juga: BKKBN Beri Tips Tekan Angka Stunting di Kepri

Amin mengatakan bahwa masih ada 333 kasus stunting yang tersebar di 15 kecamatan di Kota Pekanbaru.

Menurut dia, angka kasus stunting di Kota Pekanbaru sekitar 11 persen, lebih rendah dari angka kasus stunting nasional yang sebesar 24,4 persen pada 2021.

Guna mengatasi masalah stunting, ia menjelaskan, sebanyak 20 kelurahan di Kota Pekanbaru dijadikan sebagai lokus upaya penanganan stunting yang mencakup program pemenuhan kebutuhan gizi serta perbaikan sanitasi.

“Intervensi kasus stunting tidak hanya terfokus pada berat badan anak saja. Tapi juga lingkungan,” pungkasnya.