TANJUNGPINANG – Anggota DPRD Kepulauan Riau (Kepri) Eis Aswati, mendorong Pemprov Kepri serius menjemput peningkatan layanan dan jasa investasi hingga 2024 mendatang.
“Untuk melihat daerah itu maju, tolak ukur pentingnya adalah peningkatan layanan jasa investasi yang kondusif, bukan masif,” ujar politisi Demokrat Kepri itu, Ahad, (19/11).
Menurut data Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kepri, realisasi investasi penanaman modal dalam asing dan dalam negeri rata-rata perkembangannya masih 39 persen sampai 40 persen.
Peningkatan tersebut terpantau mulai triwulan satu hingga tiga terhadap realisasi jumlah proyek dan perusahaan yang masuk ke Provinsi Kepri di tahun 2023.
“Dari catatan tersebut kita melihat masih belum signifikan,” terangnya.
Rendahnya capaian ini, menurutnya, Kepri tak lagi menjadi primadona investasi. Bahkan Kepri keluar dari 10 besar dalam penilaiannya secara nasional.
Dari realisasi investasi triwulan pertama tahun 2023 kategori Penanaman Modal Asing (PMA), Kepri berada di urutan 13.
Nilai investasi yang dibukukan di triwulan satu 2023 ini adalah 213,9 juta Dollar Amerika dari 985 proyek.
Sedangkan, berdasarkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Provinsi Kepri berada di urutan ke-20. Nilai investasi yang berhasil dibukukan adalah 1.661,1 juta Dollar Amerika dengan 2.181 proyek.
Baca juga: Eis Aswati Harap Pemprov Sampaikan Capaian RPJMD 2021-2026
Baca juga: Eis Aswati Minta Pemprov Kepri Tancap Gas Atasi Kemiskinan
Harusnya problem tersebut segera disikapi Pemprov Kepri untuk memberi warning problem terhadap layanan yang diberikan kepada jajaran investor.
Dengan demikian dapat memudahkan para investor untuk dapat memanfaatkan program PKKPR (Program Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang).
Ia mengatakan, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) belum tertanam di Online Single Submission (OSS). Sehingga, harus dilakukan secara manual. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News