Ekspor Batam per Agustus 2024 Capai US$ 1.503,41 Juta, Non Migas Naik 0,60 Persen

Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Kepri. (Foto: Dok BP Batam)
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Kepri. (Foto: Dok/BP Batam)

BATAM – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam mencatat kegiatan ekspor di Kota Batam periode Agustus 2024 mengalami kenaikan sebesar 0,23 persen atau mencapai US$ 1.503,41 juta.

Kepala BPS Kota Batam, Eko Aprianto mengatakan, ekspor migas pada Agustus mengalami penurunan sebesar 5,72 persen dibandingkan Juli 2024. Sementara ekspor non migas naik sebesar 0,60 persen.

“Ekspor migas dan non migas bulan Agustus 2024 masing-masing mencapai US$ 82,90 juta dan non migas mencapai US$ 1.420,50 juta,” ujar Eko Aprianto, Rabu 2 Oktober 2024.

Eko menjelaskan, ekspor non migas terbesar Agustus 2024 didominasi produk manufaktur berupa mesin, dan peralatan listrik sebesar US$ 676,07 juta. Diikuti oleh produk baja sebesar US$ 175,77 juta, dan produk mesin dan pesawat mekanik sebesar US$ 139,84 juta.

“Produk mesin dan peralatan listrik masih mendominasi andil ekspor non migas terbesar selama Januari hingga Agustus 2024 yakni senilai US$ 4.575,82 juta,” jelas Eko.

Dia menyebutkan, negara tujuan ekspor Kota Batam terbesar pada Agustus 2024 yakni Amerika Serikat (AS), dengan nilai ekspor mencapai US$ 441,89 juta atau berkontribusi sebesar 33,70 persen dari total ekspor. Lalu, diikuti Singapura sebesar US$ 337,39 juta dan Tiongkok sebesar US$ 227,35 juta.

“Nilai ekspor Batam terbesar pada Agustus 2024 adalah melalui Pelabuhan Batu Ampar yakni mencapai US$ 935,11 juta, diikuti Pelabuhan Sekupang sebesar US$ 280,12 juta dan Pelabuhan Kabil/ Panau sebesar US$ 202,59 juta,” kata Eko.

Sementara itu, nilai impor Kota Batam pada Agutsus 2024 mencapai US$ 1.216,77 juta atau mengalami penurunan 3,06 persen dibandingkan Juli 2024.

“Nilai impor migas Agustus 2024 mencapai US$ 7,19 juta atau turun 13,86 persen dibandingkan Juli 2024. Begitu juga dengan nilai impor non migas yang mencapai US$ 1.209,58 juta atau turun 2,99 persen,” ungkapnya.

“Negara pemasok barang impor terbesar yakni Tiongkok dengan nilai mencapai US$ 422,89 juta atau berkonstribusi sebesar 34,76 persen dari total impor selama Agustus 2024,” tutupnya.