Emak-emak Natuna Membatik Cari Tambahan Ekonomi Keluarga

Emak-emak Natuna Membatik Cari Tambahan Ekonomi Keluarga
Leni Hayati (39) bersama dua orang rekannya saat membatik di Desa Pengadah, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. (Foto : Muhamad Nurman)

NATUNA – Emak-emak Desa Pengadah, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau punya cara untuk mencari tamabahan ekonomi keluarga dengan membatik.

Emak-emak desa setempat mengisi waktu luang dengan membantik secara kelompok. Kondisi ekonomi yang tak menentu membuat emak-emak kreatif ini membuat kelompok perajin batik yang diberi nama kelompok Nur Batik.

Ketua kelompok perajin Nur Batik, Leni Hayati (39) menjelaskan, ketrampilan tersebut mereka dapatkan dari mahasiswa Univerasitas Brawijaya Malang yang pernah berkegiatan di desanya.

Ia menyebut harga kain yang mereka jual terbilang bersahabat, hanya Rp 90 rupiah permeternya. Namun, untuk kualitas tak perlu diragukan lagi, warna dari kain batik mereka tidak mudah pudar.

“Ini salah satu conntohnya,” ucap Leni sambil menunjukkan baju dari kain batik hasil keterampilan mereka, Senin (28/02).

Ia menambahkan, motif kain batik yang mereka miliki cukup bervariasi, karena diambil dari sesuatu yang identik dengan daerah setempat. “Ada sisik ikan, bunga cengkeh dan bambu,” ucapnya.

Ia mengaku hasil dari penjualan kain batik bisa membantu menopang kehidupan keluarga mereka.

Selain batik lukis kelompok ini membuat batik cetakkan dan beberapa jahitan dari kain tersebut, seperti masker dan sarung tangan.

Tak hanya itu, mereka juga menjual kerajinan-kerajinan dari Filum Mollusca, seperti kerang dan siput. Cangkang kerang dan siput yang sudah mati mereka bentuk menjadi aksesoris dan beberapa benda unik lainnya.

“Masker satunya Rp 10 ribu, sampul tangan dua Rp 15 ribu,” ujarnya.

Baca juga: 15 Tradisi Budaya Natuna Diusulkan Menjadi WBTB Nasional