Empat Bandara yang Nganggur di Indonesia, Tanjungpinang Menyusul

Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat yang dibangun dengan anggaran Rp2,6 triliun dan diresmikan 24 Mei 2018 kini tak lagi beroperasi. (Foto:Dok/Instagram/@noenick_rakhmi)

JAKARTA – Empat bandara di Indonesia yang dibangun menghabiskan anggaran triliunan rupiah, kini kondisinya memprihatinkan karena nganggur alias mati suri.

Bahkan empat bandara tersebut masing-masing dibangun dengan jumlah anggaran yang tidak sedikit. Mulai dari Rp30 miliar hingga yang besar Rp2,6 triliun.

Kini empat bandara tersebut telah ditutup karena tak lagi beroperasi, hingga kondisinya sepi karena ditinggal penumpang.

Empat bandara yang menganggur tersebut, yakni Bandara JB Soedirman di Purbalingga, Bandara Ngloram di Blora, Bandara Wiriadinata di Tasikmalaya, serta Bandara Kertajati di Majalengka.

Situasi empat bandara yang ditinggal penumpang tersebut kini dialami Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri).

Kondisi terkini Bandara RHF Tanjungpinang, lantaan frekuensi penerbangan sudah berkurang. Maskapai Citilink dan Garuda Indonesia sudah mengurangi jadwalnya rute penerbangan Jakarta-Tanjungpinang.

Pengurangan frekuensi penerbangan itu membuat masyarakat yang ingin kembali ke Tanjungpinang dari Jakarta terpaksa melalui Bandara Hang Nadim di Kota Batam.

Pengurangan jadwal penerbangan di Bandara RHF Tanjungpinang, dikhawatirkan akan berdampak pada kunjungan wisatawan nusantara (Wisnus) ke Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan.

Berikut empat bandara di Indonesia yang menganggur ditinggal penumpang.

1. Bandara JB Soedirman, Purbalingga

Bandara JB Soedirman diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 1 Juni 2021. Bandara JB Soedirman dibangun dengan anggaran sebesar Rp350 miliar.

Namun, Bandara JB Sudirman kini tidak memiliki jadwal penerbangan karena sepi penumpang. Sebelumnya, banda tersebut pernah dihuni maskapai Citilink dengan rute terbang Jakarta-Purbalingga-Jakarta, hingga rute tersebut ditutup Agustus 2022.

2. Bandara Ngloram, Blora

Setelah JB Sudirman, Bandara Ngloram di Blora juga tidak beroperasi. Bandara Nloram diresmikan pada Desember 2021 lalu, dengan anggaran pembangunan sebesar Rp80 miliar.

Meskipun diresmikan dengan penuh semangat, bandara ini tidak memiliki jadwal penerbangan yang beroperasi.

Maskapai penerbangan Wings Air sempat menggunakan Bandara Ngloram, untuk rute penerbangan Pondok Cabe-Ngloram. Namun rute tersebut akhirnya ditutup karena sepi penumpang.

3. Bandara Wiriadinata, Tasikmalaya

Bandara Wiriadinata diresmikan pada Februari 2019 dengan anggaran sebesar Rp30 miliar. Bandara ini sempat tidak beroperasi karena sepi penumpang, namun pada Agustus 2022, Susi Air membuka penerbangan dari bandara ini menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Namun, penerbangan rute ini sangat bergantung pada permintaan penumpang.

4. Bandara Kertajati, Majalengka

Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati dibangun dengan anggaran jumbo hingga Rp2,6 triliun dan diresmikan pada 24 Mei 2018.

Meskipun merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Soekarno Hatta, bandara ini berhenti melayani penerbangan reguler berjadwal pada Juli 2019 karena sepi penumpang.

Akses ke bandara yang tidak memadai menjadi salah satu penyebab utama sepi penumpang.

Empat bandara ini menjadi contoh ironi pembangunan infrastruktur di Indonesia, di mana investasi besar tidak diikuti oleh operasional yang efektif.

Pemerintah berharap dengan adanya penerbangan umrah dan penerbangan feeder dari daerah lain, bandara-bandara ini dapat kembali beroperasi dan ramai.