Fakta Pesawat Tempur Latih T-50i Bikinan KAI Korsel, Indonesia Pembeli Pertama

Pesawat tempur latih T-50i TNI Angkatan Udara saat menuver terbang. (Foto:Instagram/@rahmanramadya)

JAKARTA – Indonesia menjadi negara pertama pembelian pesawat tempur latih T-50i ‘Golden Eagle’ bikinan Korean Aerospace Industries (KAI), Korea Selatan (Korsel) pada tahun 2014 silam sebanyak 16 unit.

Pada tahun 2021 lalu, Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Sunianto kembali menambah pembelian pesawat jet supersonik itu dengan jumlah 5 unit untuk TNI Angkatan Udara.

Nilai kesepakatan tersebut, disinyalir mencapai 240 juta dolar Amerika Serikat. Berdasarkan kesepakatan itu, KAI akan memasok enam jet latih canggih T-50i ke Angkatan Udara Indonesia dari 16 Desember 2021 hingga 30 Oktober 2024.

Berdasarkan keterangan situs resmi TNI AU, awalnya jet latih T-50i dikembangkan KAI untuk mengkonversi pilot tempur sebelum menerbangkan pasawat tempur serang jenis F-16.

T/A50 dikembangkan sebagai pengganti berbagai pesawat latih serang ringan yang dioperasikan Angkatan Udara Korsel seperti T38, F5B dan Cessna A37B.

Program pengembangan T/A50 tersebut, awalnya untuk mengembangkan pesawat latih secara mandiri, yang bisa menembus kecepatan supersonik dengan bantuan teknis dari perusahaan pembuat pesawat tempur ternama Amerika Serikat, Lockheed Martin.

Baca juga: Pesawat T-50i Golden Eagle Jatuh, Lettu Pnb Allan Safitra Gugur Dalam Tugas

Pesawat temput T/A50 mempunyai konfigurasi persis sama dengan KF-16 (F-16 versi Korea Selatan) terkait sistem utama dan teknologinya disediakan Lockheed Martin

Dalam pengembangan pesawat itu, 13 persen dibiayai perusahaan Lockheed Martin. Sementara sisanya 17 persen dibiayai oleh perusahaan KAI.

Sebelum membeli, Indonesia dihadapkan dengan pilihan pesawat tempur latih sekelas dengan T-50i yakni Yak-130 Mitten buatan Irkut, Rusia yang lebih canggih. Selain itu, Guizhou FTC 2000 dari China, dan Aero L-159 dari Ceko.

Bahkan pihak perusahaan KAI selalu kalah bersaing dalam tender pengadaan pesawat tempur di negara-negara maju seperti Singapura dan Uni Emirat Arab (UEA).

Saat itu, KAI menawarkan T-50 harus bersaing dengan teknologi pesawat tempur kompetitornya M-346 Master Aermacchi.

Singapore dan UEA lebih memilih pesawat tempur M-346 Master pada tahun 2009, yang merupakan pesawat tempur bikinan Alenia Aermacchi, Italia.

TNI AU memiliki 16 unit T-50i Golden Eagle yang mulai di Indonesia pada akhir 2013. Kedatangan T-50i ini, untuk menggantikan Hawk Mk-53 buatan BAE Systems Inggris yang sudah dioperasikan sejak September 1980.

Pesawat T-50i Golden Eagle. (Foto:Instagram/@afspotter777)

Jet T-50i Golden Eagle merupakan pesawat latih kedua yang dibeli Indonesia dari Korea. Sebelumnya Indonesia membeli 12 unit KT-1 Woongbi yang juga diproduksi KAI.

Dari segi teknologi, T-50i Golden Eagle menggunakan kontrol fly-by-wire digital serta penggunaan hand on throttle and stick (HOTAS). Serta tampilan kockpit mencakup dua tampilan multifungsi Honeywell 127mm berwarna.

Walau kecil dan ringan, namun T-50i tampil gagah dan dilengkapi sistem pembangkit oksigen on board (OBOGS) serta penggunaan kursi pelontar Martin Baker dari Uxbridge, Inggris.

Untuk segi persenjataan, T-50i telah memiliki 7 cantelan senjata yang berada di bagian sayapnya serta di badan pesawat bagian tengah bawah dan rel peluncuran rudal ke udara di dua ujung sayap yang dapat membawa rudal udara ke udara AIM-9 Sidewinder.

Sistem pendorong T-50i, KAI mengandalkan tenaga dari satu unit mesin General Electric F404-GE 102 turbofan dengan daya dorong 1.770 pounds dan after burner 11 ribu pounds dengan tenaga mil power.

Mesin General Electric F404-GE 102 turbofan yang digunakan, telah dilengkapi kontrol mesin digital otoritas penuh dan menghasilkan tenaga 78.7 kN.

Pesawat itu memiliki tujuh tangki bahan bakar internal, dengan rincian lima yang berada di badan pesawat dan dua di sayap. Dengan begitu, T-50i dapat membawa bahan bakar sebanyak 2.655 liter dan bisa memasang tangki tambahan (External Tank) berkapasitas 570 liter.

Di era Persiden RI Joko Widodo, melalui Kementerian Pertahanan RI kembali memesan pesawat tempur yang sama T-50i yang merupakan pengadaan kedua setelah pembelian 16 unit pertama.

Kementerian Pertahanan menambah lagi pesawat latih tempur Lead-In Fighter Training(LIFT) jenis T-50i Golden Eagle dari Korea Selatan sebanyak 6 unit.