Faktor Cuaca Hingga Ketergantungan, Natuna Terancam Inflasi Tinggi

Bupati Natuna Wan Siswandi saat menyerahkan bantuan kepada Ibu Rumah Tangga antisipasi inflasi. (Foto:Muhammad Nurman)

NATUNA – Masih sangat ketergantungan dengan provinsi lain dalam pemenuhian pangan, Kabupaten Natuna terancam inflasi tinggi.

Sampai saat ini daerah terluar kepulauan itu belum mampu memproduksi kebutuhan pangan bagi kehidapan masyarakatnya. Hal ini disampaikan Bupati Natuna Wan Siswandi, Rabu (23/11).

Wan, menyebutkan kebutuhan penting masyarakat di daerah terluar itu, tidak terlepas mayoritas didatangkan dari luar provinsi menggunakan transportasi laut maupun udara.

“Ketergantungan ini tentu mengancam barang-barang penting itu naik harga, nah ini sangat mempengaruhi inflasi,” jelasnya.

Ditambah lagi, cuaca di sepanjang Oktober 2022 hingga Januari mendatang di Natuna cukup ekstrim. Gelombang tinggi bahkan mampu dirata-rata 5-6 meter untuk perjalanan tranfortasi lau. Ini tentu faktor penting mengapa Natuna sangat mungkin naiknya inflasi tinggi.

Politisi PDI Perjuangan itu, berharap tranfortasi Pelni seperti Bukit Raya atau kapal lainnya mampu melayani pelayaran ke Natuna meskipun itu kondisi cuaca buruk.

“Ya meskipun sekarang ini angka inflasi masih sangat terkendali, namun perlu antisipasi ditengah menghadapi cuaca ekstrim,” terangnya.

Sementara Kepala Kantor Bank Indonesia Kepulauan Riau (Kepri) Musni Hardi mengatakan, BI sampai saat ini masih terus mendorong pemerintah daerah mengantisipasi terjadinya inflasi.

Salah satu upaya, mendukung pembibitan seperti cabai serta bantuan industri rumah tangga hal ini untuk mencukupi kebutuhan sehari.

“Cabe misalnya, komoditas yang cukup besar menyumbang inflasi, kita akan dorong dan bantu terus agar tetap terjaga inflasi meskipun ada hambatan cuaca,” ujarnya.