JAKARTA – Belakangan ini muncul tren tanda pagar atau tagar #Kaburajadulu di berbagai platfor media sosial seperti Instagram dan X.
Banyak netizen memposting foto-foto mereka saat berada di bandara, luar negeri, kampus, hingga kawasan wisata dengan menggunkan #Kaburajadulu.
Kemunculan #Kaburajadulu disebut-sebut sebagai bentuk ungkapan kekecewaan anak muda saat ini terhadap kondisi negara. Tetapi benarkah?
Selain itu, banyak juga netizen menggunakan #Kaburajadulu yang menyajikan informasi seputar beasiswa pendidikan, pekerjaan, hingga sekadar tinggal di luar negeri.
Bahkan ada anggapan, #Kaburajadulu dikaitkan dengan sistem pendidikan di Tanah Air yang memiliki biaya mahal, minimnya ketersediaan lapangan kerja, hingga upah per bulan yang rendah.
Meski kesannya sederhana, menguatnya tagar ini menjadi indikasi bahwa kenyataannya banyak masyarakat Indonesia yang sungguh-sungguh berniat meninggalkan negara kelahirannya untuk mendapatkan kesejahteraan hidup yang lebih baik.
Dalam tren #Kaburajadulu ini, banyak juga yang merekomendasikan sejumlah negara seperti Jerman, Jepang, Amerika, hingga Australia sebagai negara yang tepat untuk pindah.
Fenomena apa yang sebenarnya terjadi di balik tagar #Kaburajadulu. Meski tak sepenhnya bermakna untuk melarikan diri.
Refleksi kesenjangan global
Tren #Kaburajadulu mendapat tanggapan dari seorang Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Oki Rahadianto Sutopo.
Oki mengatakan, kemunculan tagar #Kaburajadulu adalah bentuk refleksi atas kesenjangan global yang terjadi saat ini.
Dalam konteks #Kaburajadulu, Menurut Oki, anak muda mulai menyadari adanya kesenjangan global terutama terkait kualitas hidup di berbagai negara, yang bisa diketahui berkat kemajuan teknologi.
“Tidak selalu kemudian hal tersebut merupakan ekspresi kekecewaan terhadap apa kebijakan,” kata Oki Rahadianto Sutopo, Selasa 04 Februari 2025 mengutip kompas.
“Mungkin lebih sebagai bentuk kesadaran bahwa ada kesenjangan global dan sebenarnya mereka (anak muda) sedang mencoba mencari cara untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik,” imbuhnya.
Adapun kesenjangan global yang dimaksud adalah perbedaan jaminan kesehatan, kualitas pendidikan, kesempatan lapangan kerja, hingga kebebasan anak muda untuk berekspresi yang diberikan oleh suatu negara.
Oki menjelaskan, fenomena seperti ini juga pernah terjadi sebelumnya, misalnya migrasi internasional, bekerja di luar negeri, dan bersekolah di luar negeri.
Hanya saja, #Kaburajadulu terasa baru karena disampaikan melalui media sosial dengan menyertakan narasi mengenai kesenjangan global, khususnya untuk isu lapangan pekerjaan, pendidikan, atau kebijakan pemerintahan.