Fenomena Super New Moon Hantui Cuaca di Kepri

Banjir rob
Banjir rob di kelurahan Tanjung Unggat, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. (Foto Randi Rizky K)

TANJUNGPINANG – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Metereologi Raja Haji Fisabilillah (RHF) Kota Tanjungpinang memberi peringatan banjir rob di sejumlah wilayah pesisir di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Berdasarkan prakiraan BMKG, banjir rob terjadi akibat fenomena ‘Super New Moon’ atau fase Bulan Baru, yang bersamaan dengan ‘Perigee’ (jarak terdekat bulan ke bumi) yang terjadi pada 10 Februari 2024 lalu.

Hal tersebut disampaikan oleh Prakirawan BMKG Tanjungpinang, Rizqi Nur Fitriani. Ia menjelaskan Fenomena ‘Super New Moon’ memicu peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum di wilayah pesisir Kepri.

“Hal ini berakibat terjadinya banjir rob di sejumlah wilayah pesisir, termasuk di Tanjungpinang dan Bintan,” ujarnya, Senin 12 Februari 2024.

Rizky menambahkan, berdasarkan informasi dari Deputi Bidang Meteorologi BMKG, banjir rob di Tanjungpinang dan Bintan diprediksi akan terus terjadi hingga Selasa, 13 Februari 2024.

Selain itu, Kondisi ini juga didukung oleh potensi hujan ringan hingga sedang yang dipengaruhi oleh ‘shearline’ (belokan angin) di sekitar Bintan dan Tanjungpinang.

“Ditambah lagi dari 12 hingga 14 Februari 2024, Kepri diprediksi akan mengalami hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat, petir, dan angin kencang,” ujarnya.

Ia juga berpesan agar masyarakat tetap berhati-hati terutama yang tinggal di daerah pesisir.

Pasar Inpres Pelantar II Terendam Banjir

Pasar Inpres Pelantar II Kota Tanjungpinang terendam banjir rob, sejak Senin pagi.

Dari pantauan, sejumlah pedagang tampak sibuk membersihkan kiosnya masing-masing dari sisa-sisa banjir rob yang sempat menggenangi lokasi tersebut.

Anton, salah seorang pemilik kios di Jalan Pasar Inpres, menyampaikan banjir rob terjadi sejak kemarin.

“Kalau ketinggian banjir rob untuk hari ini lumayan tinggi. Hampir mencapai betis orang dewasa,” kata Anton.

Baca juga: 4 Desa dan 1 Kelurahan Terdampak Banjir Rob di Bintan

Menurutnya, masalah banjir rob sudah sering terjadi setiap tahun ketika masuk musim air pasang di kawasan pesisir seperti di Pelantar II.

“Untuk tahun ini, kalau tidak salah baru minggu ini daerah disini tergenang banjir rob,” tuturnya.

Kendati demikian, ia mengaku tidak ada barang-barang yang terendam banjir karena sudah mengantisipasi hal tersebut.

“Soalnya kita sudah sering dilanda banjir rob. Jadi kita sudah antisipasi,” katanya.

Sementara, Samsudin, pedagang lain mengaku hal serupa. “Tapi sekarang sekitar pukul 14.00 WIB sudah mulai surut. Kalau tadi lumayan tinggi, hingga sebetis kaki orang dewasa,” terangnya.

Ia menuturkan, banjir rob ini membuat omzet menurun karena warga malas datang berbelanja. “Dampak banjir rob ini terasa, karena tidak ada pembeli yang datang dari tadi pagi,” pungkasnya. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News