Tanjungpinang – Game online Higgs Domino saat ini tengah menjadi permainan idola bagi banyak masyarakat Indonesia, tak terkecuali di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Permainan yang sudah masuk wilayah perjudian tersebut, bukan hanya dimainkan anak-anak, pelajar, mahasiswa, tapi juga para pekerja pun juga sangat menyukai permainan ini.
Pantauan tim ulasan.co di lapangan, beberapa kafe dan restoran penuh dengan remaja dan mahasiswa yang memainkan game online Higgs Domino. Sedangkan di warung kopi, beberapa pekerja dan orang dewasa juga sibuk memelototi permainan yang mengandalkan keberuntungan ini.
Selain membuat para penggemarnya ketagihan, permainan game berbasis android dan IOS ini juga mengharuskan para pemainnya memiliki chip (koin emas). Bila chip koin emasnya habis, sistem menyediakan sarana top up (isi ulang).
Harga top up cukup membuat kantong remaja dan mahasiswa langsung menjadi tipis; yakni Rp.65.000 hingga Rp.7.000 per 1 Billion coin emas. Para pemain High Domino menyebut top up langsung dari penyedia aplikasi High Domino tersebut dengan sebutan ‘chip ungu’.
Sedangkan harga transaksi antar pemain yang memiliki chip banyak karena menang permainan, cerung lebih murah, yakni sekitar Rp.55.000 hingga 60.000 per 1 Billion coin emas. Para pemain menyebut koin emas tersebut dengan sebutan ‘Chip kuning’.
Demi memenangkan permainan, mereka bahkan bisa berkali-kali bertransaksi jual beli chip yang dilakukan secara online maupun langsung di beberapa kedai kopi di Tanjungpinang.
Para pemainnya saban hari sibuk duduk di kedai kopi (caffe) mengandalkan fengshui (keberuntungan) pada game yang dimainkan melalui telpon pintar tersebut. Padahal belum tentu beruntung juga.
Penelusuran yang dilakukan oleh tim ulasan, mendapatkan tanggapan beragam dari berbagai kalangan, di antaranya mahasiswa dan pekerja.
Ravi mahasiswa UMRAH misalnya, dirinya mengaku bermain game online hanya untuk hiburan. Ketertarikan Ravi bermain game online Higgs Domino ini adalah faktor teman.
“Buat seru-seruan aja buat hiburan. Tidak mengganggu kuliah juga,” kata Ravi di kedai kopi Juragan KM 4.
Dirinya mengaku, tidak menghabiskan uang yang cukup besar untuk Top Up (isi ulang) game tersebut.
“Ya paling, 70 ribu tapi sekali beli aja,” katanya.
Lain lagi dengan cerita Daniel. Daniel yang bekerja sebagai ojek online mengaku, awalnya dirinya hanya mencoba-coba bermain game online tersebut. Namun lama-lama ketagihan.
Ia mengaku dengan bermain game online tersebut tidak mengganggu pekerjaannya. Bahkan, kata dia bisa menambah penghasilan. “Awalnya coba-coba lama-lama ketagihan juga. Lumayana juga buat nambah-nambah penghasilan sambil nunggu orderan,” kata Daniel.
