Gencatan Senjata di Gaza Hari Ini, Israel Tarik Pasukan Militernya di Rafah Palestina

Konvoi kendaraan lapis baja Israel di Gaza, Palestina. (Foto:Doc/Anadolu Agency)

JAKARTA – Israel mulai menarik pasukan militernya di Kota Rafah, Jalur Gaza, Palestina sebagai bentuk komitmen persetujuan gencatan senjata dengan kelompok perlawanan Hamas, Ahad 19 Januari 2025.

Militer Israel mulai menarik diri dari Kota Rafah di Jalur Gaza, Palestina, menjelang dimulainya gencatan senjata pada hari ini, Minggu (19/1).

Menurut laporan Al Jazeera, Israel mulai menarik diri hingga menarik kendaraan militernya dari pusat kota di wilayah selatan Gaza tersebut.

Kendaraan-kendaraan militer itu dilaporkan bergerak menuju Koridor Philadelphia, yaitu wilayah perbatasan antara Gaza dan Mesir.

Selain itu, kantor berita Palestina Wafa sebelumnya melaporkan pasukan militer melancarkan serangan di seluruh Gaza beberapa jam sebelum gencatan senjata berlaku.

Israel meledakkan bangunan tempat tinggal di kamp pengungsian Nuseirat di Gaza tengah. Selain itu, pasukan Israel juga menyerang wilayah utara Kota Gaza, dan menembaki Kota Rafah.

Menurut catatan Pertahanan Sipil Palestina, sebanyak 122 orang tewas terbunuh oleh Israel sejak gencatan senjata disepakati, Rabu 15 Januari 2025.

Hamas dan Israel akhirnya setuju gencatan senjata, usai tim negosiasi mencapai kesepakatan pada Rabu 19 Januari 2025. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyetujuinya pemungutan suara kabinet, Jumat 17 Januari 2025.

Gencatan senjata Hamas-Israel ini akan dimulai pada pukul 08.30 pagi waktu setempat (13.30 WIB) dengan terbagi dalam tiga fase.

Fase pertama berlangsung selama 42 hari, meliputi pertukaran sandera Hamas dan Palestina, penghentian serangan, hingga pengiriman lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Fase kedua diharapkan bisa mengakhiri perang dan mendorong gencatan senjata permanen. Tahap ini akan mulai dirundingkan di hari ke-16 gencatan senjata.

Baca juga: Israel-Hamas Gencatan Senjata, Ini Detail Kesepakatannya

Selanjutnya fase kedua, sandera yang masih hidup akan dibebaskan dan sebagai imbalan. Sebaliknya, ratusan tahanan Palestina di Israel akan dilepas. Fase kedua tersebut, mencakup penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.

Kemudia lanjut fase ketiga, akan memulangkan jenazah dan sisa-sisa tubuh sandera serta mengimplementasikan rencana rekonstruksi Gaza.

Sebanyak 33 sandera di Gaza diperkirakan akan dibebaskan oleh Hamas pada fase pertama gencatan senjata. Para sandera termasuk warga asing.

Pemerintah Israel mengatakan mereka telah menyetujui pembebasan 737 tahanan Palestina serta 1.167 warga Gaza yang ditangkap selama serangan di wilayah tersebut.

Meski begitu, Kantor Media Tahanan yang berpusat di Gaza melaporkan data yang berbeda. Menurut organisasi tersebut, Israel akan membebaskan 1.737 tahanan, termasuk 120 wanita dan anak-anak.

Selain itu, hampir 300 warga Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup juga akan dibebaskan. Sejauh ini masih belum jelas mengapa kedua pihak mengeluarkan angka yang berbeda.

Sebelumnya Sabtu 18 Januari 2025, Netanyahu memperingatkan bahwa negaranya bisa tak melanjutkan perjanjian gencatan senjata, dan tahanan yang seharusnya dimulai pada hari ini bila tak segera menerima daftar nama sandera yang bakal dibebaskan Hamas.