JAKARTA – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyoroti kebiasaan Indonesia yang hanya mengekspor kemenyan dalam bentuk mentah, padahal bahan tersebut justru menjadi komponen penting pembuatan parfum mewah dunia seperti Louis Vuitton (LV) dan Gucci.
“Ibu-ibu yang pakai parfum LV, Gucci, dan lain-lain itu sebenarnya dari kemenyan. Tapi kita selalu jual mentah,” ungkap Gibran saat berbicara di hadapan Peserta Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional, seperti dikutip dari video Setwapres, Senin (14/7/2025).
Gibran mengungkapkan keprihatinannya karena Indonesia hanya menikmati keuntungan kecil. Sementara nilai tambah yang besar justru dinikmati oleh negara lain yang mengolah kemenyan menjadi parfum berkelas internasional.
Dalam kesempatan tersebut, Gibran juga menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Di sana, ia mendatangi sebuah pusat riset dan menemukan potensi kemenyan yang selama ini belum banyak dimanfaatkan secara optimal di dalam negeri.
“Saya pernah bilang soal hilirisasi kemenyan, banyak yang menertawakan. Katanya, ‘Ah, kemenyan kan cuma buat dukun’. Padahal, kemenyan nilainya sama berharganya dengan nikel kalau kita bisa mengolahnya dengan baik,” ujar Gibran.
Ia menekankan pentingnya hilirisasi, bukan hanya untuk komoditas besar seperti nikel atau kelapa sawit. Tetapi juga untuk produk unik seperti kemenyan yang punya nilai ekonomi tinggi.
Untuk itu, Gibran mendorong anak-anak muda agar tidak takut melakukan riset dan inovasi. Pemerintah, katanya, siap mendukung dengan menyediakan sarana dan prasarana riset yang lebih lengkap dan modern, agar hasilnya bisa bersaing di pasar global.
“Makanya kita dorong generasi muda riset terus. Kita akan sediakan tempat dan alat yang lebih baik untuk hilirisasi. Supaya kita tidak hanya jadi penonton yang menjual bahan mentah,” tambahnya.
Menurut Gibran, langkah ini sangat penting agar Indonesia dapat memperoleh manfaat yang jauh lebih besar dari sumber daya alamnya. Sekaligus menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri di mata dunia.(*)


















