JAKARTA – Google resmi meluncurkan program berburu bug atau “kutu” untuk produk-produk berbasis kecerdasan buatan (AI), termasuk Gemini. Program ini diumumkan melalui situs resmi Google Bug Hunters.
Dalam keterangan resminya, Google menjelaskan bahwa bug AI yang menjadi sasaran adalah segala bentuk celah keamanan atau penyalahgunaan sistem AI. Termasuk di dalamnya, tindakan berbahaya yang dapat dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab.
Baca Juga: Klarna Akui Salah Besar Gantikan Ribuan Karyawan dengan AI, Kini Rekrut Lagi
Google mendefinisikan bug AI sebagai kerentanan pada model dan sistem AI generatif yang berpotensi menyebabkan kerusakan, pelanggaran privasi, atau disalahgunakan untuk aksi kejahatan digital.
Contoh bug yang dimaksud antara lain adalah manipulasi perintah AI untuk mengakses data sensitif atau mengontrol perangkat pintar secara ilegal.
Misalnya, menyisipkan perintah tersembunyi yang membuat Google Home membuka kunci pintu secara otomatis, atau perintah eksfiltrasi data yang mengumpulkan seluruh e-mail seseorang lalu mengirimkannya ke akun lain.
Hadiah Mencapai Setengah Miliar Rupiah
Sama seperti program bug bounty lainnya, Google menyediakan hadiah fantastis bagi siapa pun yang berhasil menemukan celah keamanan.
Menurut informasi di situs Bug Hunters, penemuan bug AI dapat diganjar hadiah hingga 20.000 dollar AS atau sekitar Rp 331 juta. Bahkan, jumlah tersebut bisa meningkat hingga 30.000 dollar AS (sekitar Rp 497 juta) jika penemuan bug dianggap sangat krusial.
Google membagi kategori bug AI menjadi tiga tingkatan, yakni flagship, standar, dan lainnya.
Kategori flagship mencakup bug yang ditemukan pada produk utama Google, seperti Search, Gemini, serta aplikasi produktivitas di Workspace (Gmail, Docs, Drive, Meet, dan lainnya). Penemuan bug di kategori ini berpotensi mendapatkan hadiah tertinggi.
Kategori standar mencakup bug pada platform AI Studio, Jules, dan beberapa aplikasi Workspace lainnya seperti NotebookLM dan Appsheet. Hadiah maksimal untuk kategori ini mencapai 15.000 dollar AS atau sekitar Rp 248 juta.
Kategori lainnya mencakup bug yang ditemukan pada produk Google di luar dua kategori sebelumnya, dengan besaran hadiah yang disesuaikan.
Program Kedua Google untuk Pemburu Bug
Program bug bounty AI ini bukan yang pertama. Google sebelumnya telah menjalankan program serupa pada Oktober 2023. Kala itu, perusahaan menyalurkan total hadiah mencapai 430.000 dollar AS atau sekitar Rp 7,1 miliar kepada para pemburu bug AI dari berbagai negara.
Dengan peluncuran gelombang kedua ini, Google kembali menunjukkan keseriusannya dalam memperkuat keamanan teknologi AI. Langkah ini juga menjadi bentuk kolaborasi terbuka antara perusahaan teknologi dan komunitas keamanan siber di seluruh dunia.*
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News


















