Gubernur dan Wagub Harus Jaga Harmonisasi

Wagub Kepri Marlin Agustina bersama pimpinan DPRD Kepri.
Wagub Kepri Marlin Agustina bersama pimpinan DPRD Kepri.

TANJUNGPINANG – Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad seharusnya saling menjaga hubungan dengan Wakil Gubernur Marlin Agustina agar tetap harmonis. Jika tidak, disinformasi akan terus terjadi dan pelayanan kepada masyarakat akan terganggu.

“Informasinya Bu Wagub kan sedang Umroh, jadi sebaiknya doakan beliau mendapatkan umroh yang mabrur. Bukan mengatakan beliau tak masuk kantor setahun karena itu tidak baik. Wagub sedang ibadah di Tanah Suci jika sudah pulang bisa bertemu kembali dudukkan mana tugas Wagub dan mana tugas gubernur biar saling melengkapi,” kata Robby Patria, Direktur Perwakilan Public Trust Institute Kepulauan Riau Robby Patria, Sabtu (12/11).

Menurut Robby, pernyataan Ansar soal Wagub kampanye di sekolah tidaklah tepat. Karena tahapan pilkada belum dimulai. Bahkan kalau melihat definisi kampanye kepala daerah, adalah kegiatan kampanye menawarkan visi dan misi kepala daerah untuk minta dipilih pada tahapan pilkada yang sudah ditetapkan oleh KPU daerah. Dan waktu kampanye pun sudah ditetapkan sejak calon kepala daerah ditetapkan menjadi calon kepala daerah oleh KPUD.

“Jika tahapan pilkada belum dimulai, maka kita tidak tahu siapa yang akan ikut pilkada karena calonnya belum ada. Maka kita tidak bisa menyebutkan itu kampanye. Pihak Bawaslu pun tidak bisa menindak. Karena bukan kampanye apalagi di sekolah yang jelas jelas dilarang dalam UU pilkada. Jadi kita harus pahami bersama apa itu kampanye karena terikat aturan yang jelas di atur dalam UU Pilkada 10 tahun 2016,” ujar Robby.

Robby menyebutkan, hubungan Ansar dan Marlin walaupun sudah tak harmonis jangan lah selalu diumbar ke publik terlalu sering. Karena dapat mengurangi kepercayaan publik kepada pemimpin mereka.

“Bagaimana mau membuat rakyat sejahtera, mewujudkan janji kampanye mereka pada 2020 lalu, membuat hubungan dengan wakilnya saja tidak bisa. Biar sajalah Wagub ke sekolah memotivasi siswa untuk menjadi pelajar yang tangguh,” ujar Robby.

Ansar dan Marlin masih memiliki waktu hingga 2024 menjadi kepala daerah. Masih ada dua tahun lagi mereka bersama dan yakinkan publik mewujudkan janji politik mereka.

“Sehingga harusnya keduanya saling melengkapi dalam memimpin daerah ini. Ansar juga harus belajar dari pengalaman tak harmonis sewaktu menjadi bupati di Bintan Ansar ketika berpasangan dengan Mastur Taher. Pengalaman andalah guru yang paling baik sehingga tak lagi terulang ketika jadi gubernur,” kata Robby.