Harga Cabai di Pasar Dabo Singkep Naik Disebabkan Kapal RoRo Tidak Beroperasi

Harga Cabai di Pasar Dabo Singkep Naik Disebabkan Kapal RoRo Tidak Beroperasi
Suasana Pasar Sayur Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (Foto: Ulasan.co)

Lingga – Harga komoditas cabai naik tinggi di Pasar Sayur Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, Sabtu (27/11). Pedagang mengungkap penyebab kenaikan harga sayur akibat tidak beroperasinya kapal RoRo ke daerah setempat.

Pasalnya, saat ini Pelabuhan RoRo Jagoh, Kecamatan Singkep Barat masih dalam perbaikan. Biasanya sayur dibawa kapal RoRo dari Kuala Tungkal, Jambi, Tanjungpinang dan Batam.

Faisal salah seorang pedagang mengatakan, bulan ini sejumlah komoditi mengalami kenaikan sejak kapal RoRo tidak jalan.

“Kenaikan ini karena biaya angkutannya dari Jambi untuk sampai ke sini mahal sehingga mempengaruhi kenaikan harga, karena kita sewa pompong untuk mengangkut sayuran tersebut,” ujarnya.

Dia menyampaikan harga cabai rawit dan cabai merah mengalami kenaikan. Harga cabai rawit naiknya dari Rp38 ribu, sekarang Rp48 ribu per kilo, cabai merah Rp48 ribu sekarang Rp58 ribu per kilo.

“Naiknya Rp 10 ribu per kilo, naiknya memang terbilang tinggi,” kata Faisal.

Baca Juga: Air Terjun Batu Ampar Wisata Alam Lingga yang Memesona

Untuk komoditas sayur spertiĀ  kentang dan sayur kol harganya Rp10 ribu per kilo, wortel Rp13 ribu per kilo, dan sawi putih Rp14 ribu. Sementara untuk bawang merah dan bawang putih harganya masih cukup stabil.

“Bawang merah brebes Rp22 ribu per kilonya, bawang putih masih stabil Rp24 ribu per kilonya,” tuturnya.

Dia menambahkan bahwa kapasitas bawaan kapal juga mempengaruhi kenaikan harga sayur.

“Kalau pakai pompong terbatas barangnya, hanya bisa bawa enam ton, sementara dari RoRo bisa sampai 20 ton,” tambahnya.

Faisal berharap agar kapal RoRo segera beroperasi agar perekonomian dapat kembali stabil

“Tentunya saya berharap RoRo ini segera jalan untuk melancarkan kembali perekonomian,” harapnya.

Sementara itu, Suriansyah pedagang lainnya menuturkan dengan tidak beroperasinya Kapal RoRo berpengaruh terhadap kenaikan harga sayur.

“Karena ongkosnya kan naik, dan kerusakan sayurnya bertambah 30 persen, kalau pakai pompong sayurnya kena timpa, sementara kalau pakai roro itu disusun rapi, jadi tidak rusak,” ucapnya. (*)

Pewarta: Cahyo Aji/Magang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *