Harga Santan di Batam Terus Menanjak, Pedagang Sulit Dapatkan Kelapa

Pedagang santan kelapa di Pasar SP Sagulung, Batam (Foto:Randi RK/Ulasan.co)

BATAM – Harga santan kelapa di Pasar Tradisional Batam saat ini meroket. Pedagang dan pembeli sama-sama menngeluh. Harga yang terus menanjak, membuat santan semakin sulit dijangkau.

Pedagang santan di Pasar SP Sagulung, Syifa mengaku kesulitan mendapatkan kelapa. Stok dari kelapa dari petani di Guntung, Tembilahan, Riau, serta Kuala Tungkal di Jambi semakin langka.

“Kemarin kios ini penuh, stoknya sampai ke belakang. Sekarang, tinggal segini,” kata Syifa, menunjuk tumpukan kelapa yang hanya tersisa beberapa butir.

Syifa menyebutkanm, kelangkaan pasokan kelapa membuat harga santan naik berlipat. Pedagang pun terpaksa menjual dengan harga lebih tinggi, meski itu berarti daya beli konsumen menurun.

Kini harga santan murni kini mencapai Rp35 ribu per kilogram, naik dari sebelumnya Rp20 ribu. Sementara santan campuran yang semula Rp12 ribu, kini melonjak menjadi Rp25 ribu.

Syifa mengaku lonjakan harga ini langsung berdampak pada penjualannya. Konsumen mulai mengurangi pembelian, menyebabkan pendapatannya merosot hingga 35 persen.

“Dulu sehari bisa habis 200 butir kelapa, sekarang susah. Penjualan santan juga turun, dari 100 kilogram per hari jadi di bawah 70 kilogram,” keluh dia.

Di tengah isu ekspor kelapa yang ramai dibicarakan, Syifa justru heran. Menurutnya, ekspor sudah lama terjadi, tetapi kelangkaan baru dirasakan sekarang.

“Kata petani stok berkurang, tapi kenapa, kami pun tak tahu. Pemerintah harus turun tangan. Kasihan pembeli. Jangankan pembeli, penjual saja bingung,” ujar dia menjelaskan.

Sementara itu seorang pembeli, Rosnina harus beralih membeli kelapa parut untuk menghemat pembelian santan.

“Tadi saya beli Rp26 ribu sekilo,” tutur Rosnina.

Ia pun berharap pemerintah turun tangan mengendalikan harga. Apalagi seperti dirinya yang tak hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga, namun juga pedagang makanan yang bergantung pada santan.

Kenaikan ini turut mempengaruhi penghasilannya, sebab modal bertambah, disamping itu ia tidak bisa menaikkan harga dagangannya.

“Kami kan penjual kecil-kecilan jadi terasa juga pengaruhnya,” katanya mengakhiri wawancara.