Hari Raya Iduladha 2023 Semakin Dekat, Ini Harga Sapi dan Kambing di Batam

Harga Sapi dan Kambing di Batam
Sapi kurban di kandang Rijal, salah seorang pedagang di Batam, Kepulauan Riau. (Foto:Muhammad Chairuddin/Ulasan.co)

BATAM – Hari Raya Iduladha 2023 semakin dekat, berbagai hewan kurban seperti sapi dan kambing mulai dijual dengan harga yang bervariasi di Batam, Kepulauan Riau.

Salah seorang pedagang hewan kurban, Rijal mengaku telah menyediakan stok sapi dan kambing yang lebih banyak dibandingkan tahun lalu saat masih pandemi COVID-19. Hal itu sejalan dengan penjualan sejauh ini yang meningkat hampir 100 persen.

“Sapi mencapai 80 persen dari pasokan sapi sebanyak 450 ekor. Sementara penjualan kambing sudah mencapai 70 persen dari pasokan kambing sebanyak 250 ekor,” katanya, Ahad (04/05).

Ia menjelaskan, sapi yang dijual memiliki harga dan jenis yang bervariasi. Mulai dari Sapi Bali, Peranakan Ongole (PO), lokal, hingga limosin. Begitu pula dengan bobotnya. Mulai dari 400 kilogram (kg), 900 kg, bahkan satu ton.

“Harga sapi mulai dari Rp22 juta hingga Rp125 juta. Sedangkan kambing, dijual mulai dari Rp3 juta hingga Rp8 juta. Penjualan kambing itu juga bergantung pada beratnya,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, hewan kurban dipasok dari berbagai daerah yang memiliki potensi rendah dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), seperti Lampung, Palembang, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Rijal memastikan, hewan kurban yang ia jual bebas dari PMK karena telah melewati berbagai tes kesehatan mulai dari vaksin, hingga tes darah.

Hal senada juga disampaikan oleh  Ketua Asosiasi Pedagang Hewan Kurban, Mustofa. Dirinya juga seorang pedagang hewan kurban menuturkan, sapi-sapi tersebut akan dijual dengan harga Rp21 hingga Rp28 juta.

Baca juga: BPOM Batam akan Awasi Bahan Pangan Jelang Iduladha

Ia mendatangkan sapi-sapi kurban miliknya dari NTT dengan prosedur dan pengawasan yang ketat. Mustofa memprediksi, kebutuhan Kota Batam pada tahun ini mencapai 5.000 ekor.

“Soal kambing kemungkinan akan dipasok dari Lampung tapi dengan persyaratan yang ketat. Kalau dari Kupang tidak bisa. Resiko matinya lebih besar karena jarak tempuhny jauh,” ungkapnya.

“Kepri juga masih berstatus hijau. Makanya pernyataan masuk ke Kepri cukup ketat,” tambahnya. (*)

Ikuti Berita Lainnya di Google News