NATUNA – Seorang bayi baru lahir yang terbungkus kantong plastik bening yang tersebar di media sosial menggemparkan warga Kabupaten Natuna pada Senin (11/4). Bayi itu dinyatakan telah meninggal dunia setelah lahir secara prematur di Puskesmas Midai, akibat minimnya fasilitas kesehatan di puskesmas tersebut.
Foto bayi itu diunggah oleh akun Henny Doank di laman grup Facebook Berita Natuna pada Senin dini hari. Ratusan netizen pun membanjiri kolom komentar media sosial tersebut.
Informasi yang dihimpun Ulasan, Henny diketahui adalah kakak kandung ayah bayi malang itu.
Henny mengaku kecewa dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna, khususnya Puskesmas Midai. Pasalnya, kekecewaan tersebut ia sampaikan setelah mengetahui anak dari adiknya yang baru lahir dimasukkan ke dalam kantong plastik atau inkubator darurat.
“Tindakan itu sangat tidak manusiawi dan kurang etis,” kata Henny saat dihubungi Ulasan, Senin siang.
Baca juga: Innalillahi, Bayi Perempuan Ditemukan Tewas Terbungkus Kantong Kresek di Bawah Pohon Kelapa
Ia menilai, pemerintah setempat seperti tidak serius dalam menangani persoalan kesehatan di Natuna. Sebab, peralatan medis di Puskemas Midai masih kurang, padahal letak kecamatan tersebut sangat jauh dari pusat Ibu Kota Kabupaten, Kota Ranai.
Meski demikian, ia tidak menyalahkan tenaga kesehatan (Nakes) yang bekerja di Puskesmas tersebut. Pasalnya, apa yang sudah dibuat oleh Nakes menurutnya sudah sesuai dengan standar yang ada.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Kesehatan Natuna Hikmat Aliansyah menjelaskan, kematian bayi tersebut bukan dikarenakan penanganan yang tidak profesiona. Namun hal itu dikarenakan bayi lahir prematur.
“Bayi tersebut lahir saat usianya batu mencapai 27 minggu atau 6 bulan lebih,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, kondisi bayi yang lahir diusia tersebut sulit untuk bertahan hidup. Hal itu karena organ tubuhnya belum terbentuk dengan maksimal.
Namun demikian, ia mengakui bahwa Puskesmas Midai yang terletak jauh di seberang pulau dari ibu Kota Kabupaten itu belum memiliki inkubator.
“Disana tidak ada inkubator,” imbuhnya.
Terkait bayi yang dibungkus dengan plastik, Hikmat menjelaskan, plastik tersebut merupakan inkubator alternatif yang digunakan untuk menstabilkan bayi dan sudah sesuai standar atau teori yang mereka pelajari.
“Bidannya sudah ikut pelatihan,” pungkasnya.