Hindari Self Harm, Berikut Tips dari Psikolog RSUD RAT

Psikolog Klinis Ahli Muda RSUD Raja Ahmad Thabib, Restriya Nadra Soraya, M.Psi., (Foto: Dok/ pribadi)

TANJUNGPINANG – Istilah Self Harm atau menyakiti diri sendiri dapat dialami siapa saja. Untuk menghidar dari hal ini, Psikolog Klinis Ahli Muda RSUD Raja Ahmad Thabib, Restriya Nadra Soraya, M.Psi., akan membagikan tips agar terhindar dari Self Harm.

Aksi percobaan mengakhiri hidup hingga berujung kematian, disebabkan berbagai faktor seperti ketidak matangan emosi, putus asa, ganguan mental berat, faktor ekonomi, bullying dan lainnya.

Menurutnya, jika seseorang mengalami faktor diatas, dan belum memiliki kemampuan pemecahan masalah yang matang, bisa berakibat melakukan self harm atau melukai diri sendiri.

“Jika emosinya tidak diluapkan, mereka bisa melakukan self harm seperti menyanyat tangan atau melukai fisiknya,” kata Retriya saat dihubungi.

Psikolog Klinis RSUD RAT mengatakan, jika masalah yang disimpan sudah menumpuk segerakan datang ke profesional seperti Psikolog atau Psikiater.

“Masyarakat kita masih mempunyai stigma negatif atau malu datang ke psikolog atau psikiater. Tidak jarang juga yang berpikir kalau datang ke psikolog/psikiater itu mengalami ‘gangguan jiwa’. Padahal tidak seperti itu,” jelasnya.

Berikut tips untuk menghindari Self Harm yang disebabkan depresi dan belum memiliki kematangan emosi;

1. Cari seseorang yang dipercaya

Hal ini bertujuan untuk berbagi cerita dan melepas sedikit masalah yang dipendam selama ini. Karena masalah yang dipendam seperti bom waktu, jadi bisa bercerita ke orang yang dipercaya.

2. Datang ke tenaga profesional

Jika tidak memiliki tempat untuk bercerita, bisa datang ke Psikolog maupun psikiater. Karena adanya tenaga profesional untuk membantu melepas emosi yang tidak stabil sehingga tidak berdampak negatif kedepannya.

3. Jangan memarahi dan menjudge

Apabila mengenal seseorang yang pernah melakukan self harm, jangan langsung memarahi atau memberikan ‘wejangan suci’ tentang agama.

Tapi jauhkan dulu dari benda tajam ke tempat yang sulit dijangkau. Kemudian peluk erat dan berikan dukungan secara emosional.

4. Relaksasi

Untuk melepas emosi negatif, dapat melakukan hobby yang disenangi. Ini dapat membantu menjernihkan pikiran dari emosi negatif.

Kendati demikian, Restriya berpesan, agar setiap masalah harus dihadapi meski sedikit demi sedikit. Jika masalah tersebut terlalu sulit dan memerlukan bantuan orang lain, silahkan dibicarakan dengan keluarga atau rekan disekitar.

“Untuk korban bullying atau lainnya, jika sudah sampai mengganggu aktivitas dan perubahan aktivitas atau perilaku, saran saya silakan langsunh datang ke psikolog atau psikiater untuk dapat penanganan secara profesional,” kata Restriya.