Hukuman Alexander Zverev Ditambah Skorsing Selama 8 Pekan Pasca Insiden Acapulco

Zverev
Petenis Jerman Alexander Zverev beraksi saat pertandingan tunggal melawan Thiago Monteiro dari Brazil dalam laga kualifikasi Piala Davis Brazil vs Jerman di Parque Olimpico Arena Tenis, Rio de Janeiro, Brazil, Sabtu (5/3/2022). (ANTARA/REUTERS/Sergio Moraes)

JAKARTA – Petenis asal Jerman Alexander Zverev dihukum skorsing selama 8 pekan, usai insiden dirinya memukul raket ke kursi wasit pada turnamen tenis di Acapulco bulan lalu.

Akibat kejadian itu, lantas Asosiasi tenis putra profesional ATP memberikan hukuman pada petenis peringkat 3 dunia tersebut.

Alexander Zverev pun dikeluarkan dari turnamen tersebut, usai tidak berprilaku sportif selama pertandingan.

Awalnya Zverev sudah didenda 20.000 dolar AS atau sekitar Rp287 juta, karena perilaku tidak sportif dan kehilangan lebih dari 31.000 dolar AS atau sekitar Rp445 juta hadiah uang, dan semua poin peringkat yang diperoleh dari aksi tunggal dan ganda di turnamen Abierto Mexicano.

Baca juga: Alexander Zverev Didenda Rp576 Juta Usai Memukul Kursi Wasit

Setelah peninjauan, ATP menemukan bahwa petenis Jerman berusia 24 tahun itu telah melakukan “perilaku yang diperparah” dan didenda tambahan sebesar 25.000 dolar AS atau sektiar Rp359 juta dan larangan delapan pekan bertanding diacara apapun yang disetujui ATP.

Dikutip dari Reuters, Selasa (8/3), ATP mengatakan, bahwa larangan dan denda tambahan dengan ketentuan bahwa selama masa percobaan yang berakhir satu tahun setelah insiden itu, Zverev tidak akan dikenakan denda lagi untuk perilaku tidak sportif.

Setelah kalah di nomor ganda di Acapulco dan kesal, karena panggilan telepon dalam pertandingan, Zverev mendekati kursi wasit Alessandro Germani, dan nyaris memukulnya saat dia mengayunkan raket sebelum menuju ke kursi tepi lapangannya.

Runner-up US Open 2020 itu kemudian mendekati kursi wasit, untuk kedua kalinya dan memukulnya lagi sambil meneriakkan sumpah serapah.

Baca juga: Nyaris Pukul Wasit, Zverev Dikeluarkan dari Turnamen ATP 500

Sesaat sebelum pertandingan berakhir, Germani memberikan pelanggaran kepada Zverev karena berteriak dan mengumpat sebagai protes atas pukulan yang dianulir.

Zverev, yang merupakan juara bertahan tunggal meminta maaf atas perilakunya.

Hukuman terbesar dalam tenis putra hingga saat ini dijatuhkan kepada petenis Australia Nick Kyrgios, pada 2019 karena merusak kursi wasit dan menghancurkan dua raket.

Setelah didenda awal 113.000 dolar AS, dia diberi larangan 16 pekan dan denda tambahan 25.000 dolar AS usai penyelidikan ATP.

Fabio Fognini dari Italia juga diskors sementara, untuk dua turnamen Grand Slam dan didenda 96.000 dolar AS setelah US Open 2017.

Di mana dia melemparkan bahasa vulgar kepada wasit ketua asal Swedia, Louise Engzell dalam kekalahannya pada babak pertama.