Hulu Migas Jadi Investasi Yang Diperhitungkan di 2022

ulu Migas Jadi Investasi Yang Diperhitungkan di 2022
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (Handout Biro Pers Sekretariat Presiden/Lukas)

Badung – Penanaman modal dari subsektor hulu minyak dan gas bumi jadi bagian investasi yang diperhitungkan dan akan dilayani Kementerian Investasi di 2022.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan dirinya telah melakukan pembicaraan terkait rencana itu dan menyusun formulasi regulasi dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto.

“Tahun 2020-2021 hulu migas belum masuk bagian daripada investasi yang kami perhitungkan. Insya Allah tahun 2022 hulu migas akan masuk di dalam bagian dari investasi yang akan dilayani di Kementerian Investasi,” ujarnya dalam konvensi internasional Hulu Minyak dan Gas Indonesia yang dipantau di Bali, Senin (29/11).

Bahlil Lahadalia mengatakan Undang-Undang Cipta Kerja mendorong proses perizinan satu pintu baik dari hulu maupun hilir.

Menurutnya, meski Majelis Konstitusi (MK) menyatakan Undang-Undang Cipta Kerja inkonstitusional, namun substansinya tidak ada yang diubah termasuk peraturan presiden.

“Saya pikir tidak perlu ada keraguan bagi pelaku usaha,” kata Menteri Bahlil Lahadalia.

Kementerian Investasi mencatat target investasi hulu minyak dan gas tahun ini kurang lebih 12 miliar dolar AS. Angka realisasi investasi sudah hampir 9 miliar dolar AS dan target akhir tahun kurang lebih bisa mencapai sekitar 11 miliar dolar AS.

Baca Juga : 

SKK Migas Sebut Ada 4.500 Sumur Minyak Ilegal

Pemerintah akan proaktif mendesain kebijakan dan regulasi untuk bisa memicu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ataupun perusahaan-perusahaan yang ingin melakukan pengeboran sumur migas untuk lebih condong ke Indonesia.

“Formulasi ini yang sekarang kami lagi bangun termasuk di dalamnya insentif. Kami targetkan ke depan investasi hulu migas itu sekitar 15-16 miliar dolar AS,” ujar Bahlil Lahadalia.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan tidak akan meninggalkan industri hulu minyak dan gas bumi di tengah tren dunia yang terus mengembangkan energi terbarukan.

Menurutnya, industri hulu migas memberikan efek berganda yang telah dirasakan sampai ke sektor-sektor pendukung baik dari sisi persentase maupun nilai, misalnya pada tahun 2020 penggunaan kapasitas nasional sebesar 57 persen dengan nilai pengadaan sekitar 2,54 miliar dolar AS.

“Industri hulu migas, tidak akan serta merta ditinggalkan karena industri ini juga menjadi salah satu pilar ekonomi Indonesia,” kata Menteri Arifin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *