INDEF: Pembangunan Industri Baterai Listrik Indonesia Perlu Dipercepat

Menko Airlangga Bocorkan Tiga Pabrikan Siap Luncurkan Mobil Listrik Tahun Ini
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat mengemudikan mobil konsep Toyota Kijang Innova listrik di gelaran Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2022 di JIEXPO Kemayoran, Kamis (31/3/2022) (ANTARA/Fathur Rochman)

JAKARTA – Tauhid Ahmad, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai, pengembangan industri baterai di Indonesia perlu dipercepat.

Hal itu diungkapkan Tauhid Ahmad, agar Indonesia segera memiliki kendaraan listrik berbasis baterai.

Namun Indonesia memerlukan investor yang sudah lebih dulu terjun ke kendaraan listrik, antara lain Korea Selatan dan China, untuk berinvestasi lebih besar.

Dia melihat untuk mempercepat industri ini, masih banyak langkah yang bisa dilakukan.

Tauhid menilai, pabrikan kendaraan listrik asal China bisa bersaing dengan kendaraan konvensional yang sekarang ada di Indonesia

“Indonesia adalah salah satu penyumbang bahan baku yang cukup besar di dunia,” kata Direktur INDEF, Tauhid Ahmad, saat diskusi “Pengembangan Mobil Listrik Berbasis Baterai di Indonesia”, Rabu (20/4).

Baca juga: Ini Alasannya Mengapa Mobil Listrik Lebih Mahal dari Mobil Konvensional

INDEF menilai, pemerintah sudah cukup baik dalam mengembangkan nikel, bahan baku baterai kendaraan listrik, antara lain dengan kebijakan ekspor.

Selain itu, pemain lokal, seperti Indonesia Battery Corporation bisa menggandeng investor sebagai ekosistem kendaraan listrik.

Lembaga tersebut juga menilai pemerintah Indonesia perlu memberikan insentif tambahan untuk mengembangkan kendaraan listrik (electric vehicle) dan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery electric vehicle), misalnya dengan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM).

Insentif, menurut INDEF, juga bisa diberikan dalam bentuk kredit, subsidi dan kewajiban menggunakan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai bagi objek tertentu.

Langkah lain yang bisa ditempuh untuk mendorong pengembangan kendaraan listrik, adalah peta jalan untuk mengurangi emisi hingga nol (zero emission).

Selain insentif, pemerintah juga bisa memberikan disinsentif bagi kendaraan konvensional, dalam rangka mengurangi emisi dan ketergantungan kepada bahan bakar minyak.

Kebijakan yang bisa dilakukan antara lain pajak dan cukai untuk BBM dan peningkatan PPnBM.

Terakhir, INDEF menilai kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) perlu diterapkan pada produk-produk kendaraan listrik, yaitu dengan bermitra dengan produsen lokal.

Langkah ini dinilai bisa menekan harga kendaraan listrik berbasis baterai.

Baca juga: BRIN Bikin Mobil Listrik Otonom MEViā€“TDS