JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, mengkritik kesepakatan pertahanan trilateral militer antara Australia, Inggris, Amerika Serikat (AUKUS).
Kesepakatan AUKUS, Negeri Kanguru (Australia) bakal membeli sebanyak lima unit kapal selam nuklir buatan Negeri Paman Sam.
Dalam pernyataan resminya, Kemlu RI meminta Australia mematuhi kesepakatan non-proliferasi senjata nuklir dan Pengamanan Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA).
“Indonesia meminta Australia tetap konsisten memenuhi kewajibannya, sesuai rezim non-proliferasi senjata nuklir dan IAEA Safeguards dan menyepakati mekanisme verifikasi oleh IAEA yang efektif, transparan dan tidak diskriminatif,” demikian pernyataan Kemlu RI di Twitter, Selasa (14/03).
Indonesia telah mencermati kerja sama kemitraan keamanan AUKUS. Khususnya, pengumuman mengenai jalan yang akan ditempuh AUKUS, untuk mencapai tingkat kemampuan AUKUS kritikal.
Menurut Indonesia, upaya menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan menjadi tanggung jawab semua negara.
“Penting bagi semua negara untuk menjadi bagian dari upaya tersebut,” lanjut pernyataan itu.
Baca juga: Anggota DPR RI: Indonesia Harus Sikapi Aliansi Militer AUKUS
Pernyataan Indonesia ini muncul, usai Australia berencana membeli lima kapal selam nuklir dari AS. Pembelian itu merupakan investasi pertahanan terbesar dalam sejarah Australia.
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese mengumumkan langsung pembelian tersebut saat bertemu dengan Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak dan Presiden AS Joe Biden.
“Ini merupakan investasi tunggal terbesar dalam kapabilitas pertahanan Australia dalam sejarah kami,” kata Albanese, seperti dikutip AFP.
Albanese juga menyampaikan, ketiga negara sepakat membangun kapal bertenaga nuklir model baru dengan teknologi dari AS dan Inggris.
Dengan kesepakatan itu, Australia menjadi negara kedua setelah Inggris, yang mendapat akses langsung terhadap teknologi nuklir rahasia Angkatan Laut AS.
Terpisah, penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan mengatakan, Australia akan membeli tiga kapal selam bertenaga nuklir dalam periode hingga 2030.
“Ada kemungkinan naik menjadi lima jika dibutuhkan,” kata dia.
Baca juga: Ini Dampak Bagi Indonesia Jika Australia Operasikan Kapal Selam Nuklir
Pembelian kapal selam nuklir itu di tengah situasi peningkatan ketegangan kawasan pada pekan lalu, pakta ini disebut-sebut diteken, untuk membendung pengaruh China di Indo-Pasifik. China pun naik pitam.
China juga telah mewanti-wanti Australia, Inggris, dan Amerika Serikat soal kesepakatan AUKUS mereka. Di mana Canberra bakal membeli lima kapal selam nuklir Negeri Paman Sam.
Menurut China, ketiga negara itu tengah menapaki jalan yang “salah dan berbahaya” dengan menyepakati perjanjian semacam itu.
“Pernyataan bersama dan terbaru dari Amerika Serikat, Inggris, dan Australia menunjukkan bahwa ketiga negara, demi kepentingan geopolitik mereka sendiri, sepenuhnya mengabaikan keprihatinan komunitas internasional dan berjalan semakin jauh di jalur yang salah dan berbahaya,” ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, dalam jumpa pers di Beijing, Selasa (14/3).
China menuduh AS, Inggris, dan Australia sengaja memicu eskalasi geopolitik di kawasan Indo-Pasifik dengan rencana tersebut.