Indonesia Nol Gelar di Thailand Masters 2024, Terhenti di Semifinal

Pebulutangkis ganda putra Indonesia, Bagas Maulana/M Shohibul Fikri. (Foto:Twitter/@INABadminton)

JAKARTA – Indonesia kembali dihadapkan kenyataan pahit setelah gagal merebut gelar di turnamen badminton BWF World Tour Super 300 Thailand Masters 2024.

Sebab, tidak ada satupun wakil Merah Putih yang berada di babak final Thailand Masters 2024 yang dihelat di Nimibutr Arena, Bangkok, Thailand, Ahad 03 Februari 2024.

Melansir dari PBSI, tiga wakil Indonesia yang tersisa 17 hanya mampu bertahan di babak semifinal. Dimulai dari pasangan ganda putra Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana.

Bagas/Fikri dibuat tidak berdaya di hadapan He Ji Ting/Ren Xiang Yu dari China. He/Ren memang sudah terbukti berbahaya.

Baru dipasangkan pada Oktober lalu, mereka telah menjadi momok hingga mendapat status unggulan di Thailand Masters 2024.

Juara Kumamoto Masters 2023 tersebut bukannya tidak bisa kalahkan. Bagas/Fikri atau Bakri pun sejatinya punya modal kemenangan dari pertemuan pertama di French Open 2023.

Pasangan BaKri buntu ketika menyerang He/Ren. Gim kedua bahkan menjadi mimpi buruk ketika mereka cuma mendapat enam poin.

Bagas/Fikri jelas kecewa. Lebih-lebih Thailand Masters sejatinya menghadirkan kesempatan bagi mereka untuk meraup poin banyak demi lolos ke Olimpiade Paris 2024.

Juara All England itu memang menjadi pasangan Indonesia kedua dalam ranking kualifikasi. Namun mereka hanya terpaut dua setrip dari zona kelolosan.

Kekalahan juga dialami pasangan ganda putri, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi kendati telah menunjukkan kebangkitan hebat yang signifikan hingga menyentuh semifinal.

Biasanya rentan kalah ketika sudah unggul jauh, namun kali ini Ana/Tiwi sudah bangkit. Pada gim kedua mereka mampu memaksakan adu setting, meski sudah tertinggal enam angka di 14-20.

Sayangnya, semangat juang yang ditunjukkan Ana/Tiwi belum membuahkan hasil. Faktor kurang tenang menjadi sorotan dan bukan hanya saat momen krusial di pengujung laga.

“Pada gim pertama, permainan kami terburu-buru,” ucap Tiwi.

“Kalau lebih tenang dan tidak bermain terburu-buru seperti pada pertandingan di gim kedua, sebenarnya kami pun bisa mengendalikan pola permainan yang dikembangkan lawan,” sambungnya.

Kekecewaan juga menghampiri ganda campuran pasangan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati, yang bertanding di laga terakhir.

Rehan/Lisa kalah dari andalan tuan rumah, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, yang turun gunung ke turnamen level Super 300 ini.

Lagi-lagi faktor kurang sabar juga menjadi penyesalan bagi keduanya. Mereka terjebak dalam taktik bola-bola memanjang yang diperagakan Juara Dunia 2021 itu.

“Bola-bola setengahnya itu sebenarnya juga membuat saya lebih enak. Tetapi seharusnya saya bisa bermain lebih sabar,” ucap Rehan.

Dengan demikian, tim bulu tangkis Indonesia mencatatkan pencapaian terburuk di turnamen bertajuk Princess Sirivannavari Thailand Masters ini.

Untuk pertama kalinya sejak Thailand Masters diselenggarakan pertama kali pada 2016, tidak ada wakil Indonesia yang tampil di final.