Indonesia Waspada Efek Bangkrutnya SVB dan Signature Bank AS

Kantor Silicon Valley Bank di Amerika Serikat (AS). (Foto:Istimewa)

JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) turut merespon soal bangkrutnya Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank di Amerika Serikat (AS).

Jokowi mewanti-wanti dampak penutupan kedua bank di AS tersebut, terhadap perekonomian negara lainnya termasuk Indonesia.

Menurutnya, saat ini situasi semua negara tengah memantau efek domino bangkrutnya SVB dan Signature Bank terhadap kondisi ekonomi negaranya.

“Ada kebangkrutan bank di Amerika, Silicon Valley Bank. Semuanya ngeri begitu ada satu bank yang bankrut. Dua hari, muncul lagi bank berikutnya yang kolaps, Signature Bank,” ujar Jokowi saat pembukaan Business Matching Produk Dalam Negeri, Jakarta, Rabu (15/03).

“Semua negara sekarang ini menunggu efek dominonya akan kemana, oleh sebab itu kita juga harus berhati-hati,” imbuh Jokowi.

SVB kolaps, Jumat (10/3) pagi waktu AS. Kebangkrutan bank spesialis pemberi pinjaman startup itu, terjadi setelah 48 jam mengalami krisis modal.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani juga merespon soal bangkrutnya SVB dan Signature Bank di AS.

Baca juga: Indonesia Bayar Uang Muka 18 Jet Tempur ‘Omnirole Fighter’ Rafale

Menurut Sri Mulyani, penutupan SVB dapat menimbulkan kondisi krisis kepercayaan deposan di AS.

Imbas penutupan SVB Jumat (10/3) lalu, pemerintah AS harus turun tangan dengan menjamin seluruh deposito bank tersebut.

Padahal, Sri menilai SVB tergolong bank regional kecil untuk ukuran perbankan AS jika dilihat dari asetnya.

“Ini menggambarkan bahwa bank kecil seperti SVB dalam ukuran AS yang jumlah aset dari perbankannya bisa mencapai US$1,3 kuadriliun. Angka US$200 miliar aset SVB bisa menggoyang seluruh sektor keuangan mereka,” kata Sri Mulyani, dalam konferensi pers APBN KITA, Selasa (14/03).

Menurutnya, kasus SVB bisa menjadi pelajaran bagi Indonesia bahwa kolaps bank yang kecil di dalam posisi tertentu bisa menimbulkan persepsi sistemik.

Meskipun begitu, ia menilai kasus SVB tidak akan menimbulkan dampak sebesar bangkrutnya Lehman Brothers pada 2008.

“Kita berharap AS segera bisa stabilkan sektor keuangannya,” tandasnya dikutip dari cnnindonesia.

Baca juga: Iran Selesaikan Kontrak Pembelian 24 Jet Tempur Su-35 dari Rusia