Indra Sugino, Pencetus Corak Batik Khas Batam yang Bertahan di Tengah Pandemi

Indra Sugino, Pencetus Corak Batik Khas Batam yang Bertahan di Tengah Pandemi
Indra Sugino. Foto: Engesti Pedro

Batam – Sebagian besar orang mengenal batik hanya di pulau Jawa. Tapi, siapa sangka di tangan Indra Sugino, Kepulauan Riau (Kepri) ternyata juga bisa menyajikan batik dengan ciri khasnya sendiri.

Indra Sugino, pria 43 tahun asal Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah ini sudah 10 tahun mengembangkan batik di Kota Batam. Ia juga seorang asesor batik yang sudah menyebarkan ilmunya sampai ke antar negara.

Indra berkisah sebelum hijrah ke Batam. Saat itu, untuk mendapatkan pekerjaan di Pekalongan terbilang sangat susah. Apalagi, tahun 1998 krisis moneter banyak warga kampungnya tidak bisa bekerja. Berjualan batik salah satu pilihannya.

Tak menunggu lama, karena merasakan kesulitan yang sama, Indra pun memilih untuk berjualan batik demi sesuap nasi dan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

“Saat itu sulit, banyak dari kami yang akhirnya merantau,” kata Indra sembari memanaskan lilin untuk kebutuhan membatik di kediamnnya di Batam, Sabtu (11/9).

Baca juga: Batik dan Produk Rajutan Napi Tanjungpinang Laris-Manis

Merasakan hal yang lebih sulit dikampungnya akhirnya Indra memutuskan untuk merantau. Kota Batam adalah pilihan tempatnya mengadu nasib.

Awalnya, Indra ke Batam ingin mencoba memutar haluan dengan mencoba pekerjaan lain selain membatik.

“Dulu saya kerja di galangan kapal maka saya ikut pelatihan welder (Juru las),” kata Indra.

Kendati demikian, membatik masih tertanam dalam diri Indra. Bahkan, niatnya seolah sudah direncanakan. Indra lalu bertemu dengan seseorang yang bekerja di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Batam pada sebuah acara kala itu.

Singkat cerita dari situlah Indra mengambil kesempatan untuk tetap berkarya melalui batik.

Pria yang hanya memakai kaos oblong dan celana boxer itu tampak lihai melukis motif awal batik di kain berukuran sehelai baju. Tangannya terampil membentuk pola garis melengkung, dengan dasar cap gambar ikan Marlin.

Menurutnya, batik di Indonesia apalagi Jawa itu banyak ragamnya. Tapi, untuk di Kepri terkhusus Kota Batam Cap Ikan Marlin ini sebagai pertanda batik yang akan dihasilkan adalah khas punya pengrajin di Kota Batam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *