Ini Alasan Jokowi Stop Ekspor Mentah Bauksit dan Timah

Presiden RI Joko Widodo. (Foto: istimewa/ tangkapan layar youtube @ Sekretariat Presiden/ Ulasan).

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kekecewaannya atas komoditas tambang RI yang masih dijual mentah keluar negeri, salah satunya timah.

Presiden menyesalkan RI masih mengekspor timah besar-besaran, tapi nilai tambah tidak dirasakan banyak untuk RI. Padahal, Indonesia merupakan pemilik cadangan terbesar dunia.

Jokowi menyebut, Indonesia merupakan eksportir timah mentah (tin ore) terbesar no.1 di dunia. Sementara China merupakan importir timah terbesar di dunia. Artinya, timah mentah RI besar-besaran diekspor ke China.

“Timah ini kita no.1 pengekspor tin ore. Cadangan kita no.2 di dunia. RRT (China) itu importir no.1 untuk bahan mentah timah,” ungkapnya saat Mandiri Investment Forum di Jakarta.

Padahal, bila timah ini diolah lebih lanjut di dalam negeri, maka menurutnya nilai tambah bisa mencapai 69 kali lipat. Oleh karena itu, dia mendorong agar hilirisasi timah di dalam negeri bisa berjalan dan berkembang.

Presiden pun menegaskan Indonesia harus konsisten dalam menjalakan program hilirisasi tambang. Kalau pun ada pihak internasional yang menggugat, menurutnya pemerintah jangan gentar, dan harus tetap maju menjalankan program hilirisasi di Tanah Air.

“Hati-hati, kita harus konsisten. Meskipun ini diulang lagi, digugat lagi, gak apa-apa. Jangan luntur,” imbaunya.

Tidak hanya mengulas soal hilirisasi Timah. Kepala Negara ini pun mengungkapkan alasan di balik menghentikan ekspor bauksit mentah sejak Juni 2022 lalu. Dia mengatakan, Indonesia merupakan eksportir terbesar ketiga dunia untuk bauksit, namun sayangnya untuk bahan jadi seperti aluminium, RI hanya menempati posisi ke-33 sebagai eksportir aluminium dunia.

baca juga : Pemerintah Resmi Larang Ekspor Bauksit Mulai Tahun Depan

“Bauksit, kenapa kita harus setop? saya berikan contoh saja. Indonesia ini ekspor bahan mentah bauksit itu kita nomor 3 di dunia. Mentahan yang kita ekspor. Tapi ekspor alumunium kita nomor 33. Mentahnya nomor 3, barang setengah jadi, kok barang jadinya di 33,” ungkapnya.

Kondisi ini menurutnya berbanding terbalik dibandingkan China. Dia menyebut, ekspor bauksit China terbesar no.18 dunia, namun ekspor panel surya China merupakan terbesar no.1 di dunia. Padahal, lanjutnya, sumber bahan baku bauksitnya juga berasal dari Indonesia.

“RRT China ekspornya (bauksit) nomor 18, tapi ekspor panel suryanya nomor 1 di dunia. Terus barangnya ini dari mana? barang mentahnya dari mana? 80% lebih dari kita. Hati-hati. Bauksit, setelah kita stop saya tengak-tengok belum ada yang gugat,” tuturnya.