Ini Loh Ancaman Baru Penduduk Bumi, Lebih Serius dari COVID-19

Ini Loh Ancaman Baru Penduduk Bumi, Lebih Serius dari COVID-19
Foto: Para pekerja membersikan wabah "ingus laut" yang mengancam ekosistem Laut Marmara di pantai Caddebostan, di sisi Asia Istanbul, Turki. (AP/Kemal Aslan)

Jakarta – Penduduk bumi selama ini masih disibukan dengan pandemi COVID-19 yang merubah kehidupan di dunia. Namun ternyata disisi lain, dunia juga menghadapi ancaman yang sama bahaya yakni perubahan iklim (climate change).

Perubahan iklim terjadi akibat meningkatnya emisi karbon sehingga meningkatkan tingkat suhu bumi. Tentunya, ini akan berdampak buruk bagi bumi dan manusia.

Penelitian terbaru dari Amerika Serikat (AS) menyebutkan jika tidak ada perubahan, maka 95 persen permukaan laut bumi menjadi tak layak huni pada 2100.

Penelitian tentang perubahan iklim ini telah dilakukan sejak abad ke-18. Mereka pun memprediksi bagaimana emisi karbon mempengaruhi dunia pada 2021.

Sebagian besar kehidupan laut didukung oleh permukaan laut yang dicirikan oleh suhu air permukaan, keasaman, dan konsentrasi mineral arogonit yang dibutuhkan mahkluk laut guna membuat tulang atau cangkang.

Namun dengan meningkatnya tingkat CO2 (karbon dioksida) di atmosfer, setidaknya dalam tiga juta tahun, ada kekhawatiran suhu permukaan laut mungkin menjadi kurang bersahabat dengan spesies yang hidup di sana, seperti dikutip dari Nature World News, Sabtu (2/10).

Baca juga: Jusuf Kalla Minta PMI Bersiap Hadapi Perubahan Iklim

Laut yang lebih panas, lebih asam, dan memiliki lebih sedikit mineral yang dibutuhkan bagi kehidupan laut untuk berkembang menjadikan laut tidak layanan huni bagi mahkluk laut.

Menurut penulis utama dari penelitian ini Katie Lotterhos dari Pusat Ilmu Kelautan Universitas Northeastern, perubahan komposisi lautan sebagai akibat dari polusi karbon kemungkinan akan mempengaruhi semua spesies permukaan.

“Dalam beberapa dekade mendatang, komunitas spesies yang ditemukan di satu wilayah akan terus bergerak dan berubah dengan cepat,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *