Ini Penjelasan BMKG Soal Suhu Panas Ekstrem yang Melanda Tanjungpinang

prakirawan BMKG Tanjungpinang, Vivi Putrisaat menjelaskan fenomena cuaca panas ekstrem. (Foto:Ardiansyah Putra/Ulasan.co)

TANJUNGPINANG – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) menjelaskan fenomena suhu panas ekstrem yang melanda beberapa wilayah di Indonesia termasuk Tanjungpinang.

Prakirawan BMKG Tanjungpinang, Vivi Putri, mengatakan, suhu panas itu terjadi dikarenakan adanya gerak semu matahari dari bulan Maret hingga akhir Mei.

“Fenomena ini disebut dengan ‘hot spell’. Ini dikarenakan gerak semu matahari yang terjadi di daerah equator,” kata Vivi, Kamis (18/05).

Ia juga menyebut, adanya fenomena tersebut membuat suhu di berbagai lokasi equator mencapai rata-rata antara 30 hingga 34 derajat celcius.

“Dalam lima hari berturut-turut, suhu udara dari 27,5 derajat hingga 34 derajat celcius,” ucapnya.

“Jadi kalau selama lima hari berturut-turut suhunya mencapai itu, maka termasuk fenomena hot spells,” sambugnya.

Vivi menambahkan, dengan adanya hot spells berkepanjangan, dapat mengakibatkan kebakaran hutan di lahan-lahan hutan.

“Terlebih lagi jika ada tiupan angin, maka akan menimbulkan dampak kebakaran hutan,” ujar Vivi.

Vivi menyampaikan, meski adanya fenomena hot spells di Tanjungpinang atau daerah equator lain di Indonesia, tidak berdampak dengan adanya hight wave yang melanda India.

“Kalau hight wave itu hanya terjadi di daerah lintang atas hingga lintang menengah. Kalau di daerah kita tak akan berpengaruh,” pungkasnya.

Baca juga: BPBD Imbau Masyarakat di Pesisir Bintan Waspada Banjir Rob