JAKARTA – Pemerintah Indonesia saat ini tengah fokus meningkatkan rasio penggunaan minyak kelapa sawit untuk menjadi bahan bakar (BBM) jenis biodiesel sebanyak 40 persen (B40).
Bahkan Presiden RI Prabowo Subianto menyebutkan rencana untuk mengembangkan B50 hingga B100. Rencana itu mendapat tanggapan dari beberap pakar.
Indonesia berambisi meningkatkan penggunaan campuran persentase olahan minyak dari kelapa sawit hingga 100 persen ke dalam biodiesel, atau B100 dinilai bakal meningkatkan biaya produksi dan perawatan kendaraan di Indonesia.
Melansir bloombergtechnoz, akademisi sekaligus pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu mengungkapkan, biaya perawatan kendaraan berpotensi meningkat.
Mengapa bisa demikian, Yannes menjelaskan, karena sifat biodiesel B100 yang jauh lebih higroskopis atau mudah menyerap air.
Selain itu, kata Yannes, solar B100 memiliki sifat pelarut yang sangat kuat. Sehingga memerlukan penanganan khusus, dan material komponen sistem bahan bakar yang lebih tahan terhadap biodiesel murni.
“Ini (B100) berpotensi meningkatkan biaya produksi dan perawatan kendaraan,” kata Yannes Martinus Pasaribu, Kamis 16 Januari 2025.
Baca juga: Andalkan Kelapa Sawit, Indonesia Lanjut Kembangkan Biodiesel B50 hingga B60
Dia juga menjelaskan, kendaraan harus lebih sering mengganti filter pada tahap awal transisi dari solar B50 ke B100, supaya penggunaan biodiesel dapat dilakukan dengan aman tanpa risiko signifikan pada mesin.
“Kuncinya, selain memastikan perlunya ada penggantian beberapa material karet sela dan selang untuk mobil diesel lama, penggantian filter solar akan lebih sering,” tutur Yannes menambahkan.
Selain penggantian filter, perawatan lain seperti pemeriksaan rutin sistem bahan bakar, pembersihan tangki secara berkala khususnya pada masa transisi, dan penggunaan aditif bahan bakar yang tepat dapat membantu meminimalkan masalah penurunan performa mesin.
Namun, kata Yannes, permasalahan itu biasanya terjadi pada transisi awal dari solar menjadi biodiesel dan pada kendaraan yang rutin menggunakan biodiesel. Kemudian, jumlah endapan yang terlepas akan makin berkurang.
“Pada masa transisi dari diesel ke biodiesel, langkah pertama dan terpenting adalah memeriksa buku manual kendaraan, atau konsultasikan dengan bengkel resmi atau dealer,” sebut dia menerangkan.