Inspiratif, Guru Tunanetra Tanjungpinang Beri Kiat Jadi Orang Sukses dan Berguna bagi Masyarakat

Inspiratif, Guru Tunatera Tanjungpinang Beri Kiat Jadi Orang Sukses dan Berguna bagi Masyarakat
Tangkapan layar, Zulfahmi, Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Tanjungpinang, Kepulauan Riau berbincang-bincang denga Rezha Azizzah dalam U-CAST Ulasan.tv (Foto: Ulasan.co)

Tanjungpinang – Zulfahmi, Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Tanjungpinang, Kepulauan Riau memberikan pesan yang inspiratif bagi semua kalangan masyarakat dalam meraih kesuksesan dengan keterbatasan yang ada.

Ia menjadi tunanetra setelah mengalami musibah. Awalnya, saat menginjak usia setahun ia menderita penyakit campak sehingga kehilangan salah satu matanya. Menginjak usia 11 tahun, ia tidak bisa lagi melihat setelah matanya terkena batu ketapel saat bermain dengan teman-temannya.

Pria kelahiran Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatera Barat ini menceritakan perjalanan meraih cita-cita menjadi seorang guru tunanetra dalam progran U-CAST Ulasan.tv yang tayang di kanal YouTube Official UTV yang dipandu Rezha Azizzah, Sabtu (08/01).

“Saya mengajar di Kelas Tunanetra, senasib dengan saya, Alhamdulillah.” kata Zulfahmi mengawal pembicaraan dengan Rezha Azizzah dikutitip dari Official UTV, Sabtu.

Ia menceritakan, semasa kecilnya dulu sering mendapat ejekan dan kata-kata sumbang, hingga batin terpukul, depresi, marah, bahkan berniat untuk mengakhiri hidupnya.

“Tahun pertama (jadi tunanetra) bawaannya kesal, marah, marah sama orang tua, marah sama saudara, sampai timbul niat mau bunuh waktu itu,” katanya.

Sampai akhirnya, waktu itu datang seorang tunanetra ke kampung halamannya mencari murid untuk disekolahkan di sekolah khusus SLBA.

“Di situ dia bercerita tentang tunanetra, (tunanetra) bukanlah beban, tapi nikmat dari Tuhan (kata kawan), kita bisa jadi guru, pemusik, ulama, dosen, jadi timbul semangat dan terang hati saya waktu itu. Saya ingin sekolah (waktu itu), orang tua semakin sayang dan menyekolahhkan saya,” ujarnya.

Baca Juga: Kuota Pekerja Bagi Disabilitas Belum Terpenuhi

Sebelum itu, ia merasa dibuang oleh orang tuanya. Namun, setelah mendapat penjelasan dari orang tua, ternyata apa yang dipikirkan selama ini keliru.

“Kami bukan membuangmu nak, tapi kami ingin kamu maju dan berhasil, walau pun kondisimu seperti ini (tunanetra), yakin kamu pasti berhasil, begitu yang terngiang-ngiang di hati dan telinga saya, kata-kata itu yang memotivasi saya, belajar giat, Alhamdulillah,” ujarnya.

Selama ini dirinya tidak menghiraukan apa yang disampaikan orang kepadanya. “Banyak ejekan dari kawan, dibilang pendekar mata satu. Dulu orang-orang tidak menerima di lingkungan, itu tantangan saya, saya ingin menampakkan kemampuan saya kepada mereka,” ujarnya.