LONDONĀ – Pemerintah Inggris mengerahkan intelijennya untuk mencari 30 mantan pilot tempur Angkatan Udara Kejaraan Inggris atau Royal Air Force (RAF), yang diam-diam melatih pilot-pilot Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF).
China dilaporkan merekrut puluhan mantan pilot militer Inggris, untuk mengajari angkatan bersenjata China cara mengalahkan pesawat tempur dan helikopter Barat.
Kabarnya, China merekrut mantan pilot pesawat tempur RAF itu dengan bayaran tinggi. Inggris pun berang, dan mengeluarkan peringatan intelijen itu bagi para mantan pilot militer agar tidak bekerja untuk militer China.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, pelatihan dan perekrutan pilot tidak melanggar undang-undang Inggris saat ini. Tetapi pihak berwenang di Inggris dan di tempat lain berusaha menghentikan aktivitas tersebut.
Menurut pejabat anonim yang sama, pilot direkrut melalui headhunter perantara dan mengajar siswa PLAAF di pusat pelatihan swasta di Afrika Selatan, Test Flying Academy of South Africa (TFASA).
Situs web perusahaan menyatakan, bahwa mereka selalu mencari untuk merekrut profesional penerbang di banyak proyek, tetapi tidak memberikan rincian spesifik tentang kontrak militer China.
Sekitar 30 mantan pilot jet cepat dan beberapa pilot helikopter akan mendapatkan gaji hingga 240 ribu pound atau setara Rp4,2 miliar setahun untuk melatih pilot China.
Baca juga: S-300V4 Rusia Cetak Rekor Dunia Jatuhkan Su-27 Ukraina dari Jarak 217 Km
“Beijing secara aktif berusaha untuk mempekerjakan lebih banyak lagi mantan pilot militer dan spesialis lainnya dari seluruh Angkatan Udara Kerajaan (RAF), Angkatan Laut Kerajaan dan Angkatan Darat Inggris beserta personel dari negara-negara barat lainnya,” kata pejabat Barat dikutip Sky News, Selasa (18/10).
Perusahaan mengatakan kru uji terbangnya memiliki pengalaman operasional dan pengujian dengan banyak jenis pesawat, termasuk Typhoon, Gripen, Hawk, Tornado, Mirage-F1 dan berbagai pesawat pelatih tempur, termasuk Hongdu L-15 dan K-8 buatan China.
Pensiunan pilot Inggris direkrut untuk membantu memahami cara pesawat dan pilot Barat beroperasi. Informasi ini penting jika terjadi konflik seperti yang terjadi di Taiwan.
Kabar tersebut membuat London bereaksi. Layanan Intelijen Pertahanan Kementerian Pertahanan pada hari Selasa (18/10) resmi mengeluarkan ‘peringatan ancaman’ kepada personel dan mantan personel militer terkait pendekatan dari militer negara lain.
Pejabat, yang tidak disebutkan namanya itu, kemudian menyebut hal ini telah menimbulkan ‘ancaman bagi Inggris dan kepentingan Barat’ serta dipandang dengan ‘keprihatinan dan ketidaksetujuan’ oleh pemerintah.
Ia juga menyebutkan, pejabat pertahanan Inggris sedang membuat skema untuk menarik pilot-pilot itu agar tak melatih pilot tempur China.
Baca juga: JS Jingei 515, Kapal Selam Serang Mitsubishi Resmi Diluncurkan