LINGGA – Tiga hari menjelang perayaan Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah, sejumlah peternak sapi dan kambing di Kabupaten Lingga mengeluhkan lesunya daya beli masyarakat terhadap hewan kurban. Kondisi ini membuat banyak peternak khawatir akan merugi karena ternak mereka belum laku terjual.
Ben Agusmar, salah satu peternak di Dabo Singkep, mengatakan bahwa hingga hari ini, sebagian besar sapi dan kambing miliknya belum terjual, meskipun hari raya tinggal menghitung hari.
“Waduh, tahun ini banyak penurunan untuk daya jual hewan ternak sapi dan kambing yang digunakan untuk kurban. Masih banyak hewan ternak saya yang belum laku,” kata Ben, Rabu 4 Juni 2025.
Tak hanya dialami dirinya, Ben mengaku banyak rekannya sesama peternak juga mengeluh atas kondisi serupa. Bahkan, beberapa meminta bantuannya untuk membantu menjualkan hewan ternak mereka.
“Kalau tahun ini banyak yang tidak laku, kami pasti rugi. Untuk makan hewan saja kami bayar orang untuk cari rumput setiap hari. Kalau harus menunggu tahun depan, takutnya hewan bisa mati sebelum terjual,” jelasnya.
Menurut Ben, penurunan daya beli terjadi meskipun harga hewan sudah diturunkan secara signifikan. Dari sekitar 50 ekor kambing yang ia miliki, baru sekitar belasan yang laku. Sementara untuk sapi, dari 30 ekor yang tersedia, baru belasan juga yang terjual.
“Padahal saya sudah banting harga. Untuk sapi jantan, biasanya saya jual Rp14 juta per ekor, sekarang sudah saya turunkan jauh, tapi tetap belum banyak yang beli,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Andre, Ketua Pengurus Surau Al-Faizun di Dabo Singkep. Ia menyebut jumlah hewan kurban yang disembelih di suraunya juga mengalami penurunan drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Biasanya di Surau kami setiap tahun menyembelih 4 ekor sapi. Tapi tahun ini hanya 2 ekor sapi saja,” kata Andre.
Andre menduga lemahnya kondisi ekonomi masyarakat menjadi salah satu penyebab turunnya partisipasi dalam ibadah kurban tahun ini.
“Sekarang kondisi ekonomi sedang sulit. Masyarakat banyak yang mengeluh soal kebutuhan sehari-hari, jadi wajar kalau mereka lebih mengutamakan kebutuhan pokok dibanding berkurban,” katanya, mengakhiri.