Jepang, Korsel dan AS Perkuat Hubungan Hadapi Ancaman Militer Korut

Korut Uji Coba Rudal Jarak Jauh
Arsip-Rudal antarbenua jarak menengah Korea Utara, KN-08, tampak dalam parade militer ANTARA/Reuters/businessinsider.co.id.

TOKYO – Jepang dan Korea Selatan (Korsel) sepakat perkuat hubungan trilateral dengan Amerika Serikat (AS) dalam menanggapi ancaman militer Korea Utara (Korut) yang semakin berkembang.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden terpilih Korea Selatan Yoon Suk-yeol pada Jumat mengatakan mereka sepakat untuk meningkatkan hubungan trilateral.

Usai menelepon Yoon, Kishida mengatakan kepada awak media bahwa keduanya setuju untuk terus berhubungan dekat terkait Korut.

Korut baru saja menggunakan apa yang bakal menjadi sistem rudal balistik antarbenua terbesar yang pernah ada dalam dua peluncuran rahasia, tindakan yang berpotensi membuka jalan untuk uji penembakan rudal jarak jauh selanjutnya, kata pejabat Korsel dan AS, Jumat.

Kishida mengatakan hampir semua opsi diplomatik terbuka dalam berurusan dengan Korut, mungkin termasuk sanksi, dan Jepang akan tetap berhubungan dekat dengan AS dan Korsel atas respons apa pun.

Juru bicara Yoon menuturkan presiden mengutarakan harapan kerja sama trilateral yang lebih besar yang melibatkan AS dalam berurusan dengan Korut.

Hubungan antara kedua negara tetangga itu meregang lantaran berbagai isu yang bermula dari penjajahan Jepang 1910-1945 atas semenanjung Korea, termasuk soal korban kerja paksa Jepang dan pengerahan rumah bordil masa perang.

Hubungan bilateral yang baik sangatlah penting dan perlu ditingkatkan mengingat kondisi urusan dunia, kata Kishida.

Yoon berbicara kepada Kishida bahwa penting untuk menyelesaikan isu-isu bilateral yang tertunda melalui satu “cara yang pantas dan saling menguntungkan”.

Baca juga: Uji IRBM Hwasong-12 Korut untuk Memastikan Akurasi Rudal

Presiden Korsel menambahkan bahwa kedua pihak memiliki banyak sektor kerja sama, seperti ekonomi dan keamanan kawasan.

Yoon juga menyampaikan belasungkawa kepada korban dan keluarga atas peristiwa gempa 2011 yang mengguncang Jepang timur laut, katanya. (*)

Sumber: Reuters