Kampus UMRAH luncurkan E-Learning Syarah Pertama di Indonesia

Tanjungpinang, ulasan.co – Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau melahirkan sistem baru, dengan nama Syarah, program E-Learning pertama di Indonesia.

Rektor UMRAH, Prof Syafsir Akhlus, di Tanjungpinang, Minggu, model pembelajaran berbasis internet di Indonesia memang sudah ada sejak dahulu, seperti yang dipergunakan Universitas Terbuka. Namun Syarah, yang diadopsi dari Bahasa Melayu, bermakna penjelasan, berbeda dengan program e-Learning yang ada di Indonesia.

Syarah hasil dari modifikasi dari berbagai teknologi pembelajaran, yang membuahkan bentuk pembelajaran yang sama seperti di ruang kelas, namun berada di dalam satu sistem. Dalam sistem Syarah, kata dia proses belajar mengajar tetap menggunakan papan tulis, komunikasi dua arah dan multiarah, dan terjadwal, serta bebas bertanya.

“Pertemuan tidak langsung tetapi dirasakan dekat, ada dan jelas. Interaksi dapat dilakukan secara langsung, koreksi, serta tanya jawab,” ujarnya.

Syarah berasal dari Bahasa Melayu yang bermakna penjelasan. Program e-Learning ini akan diluncurkan 9 September 2019 pukul 09.09 WIB di Kampus UMRAH.

Untuk tahap awal, ditargetkan bisa diikuti 1.309 orang mahasiswa, 20 tenaga pelajar, 20 pejabat, ujar Rektor UMRAH, Prof Syafsir Akhlus di Tanjungpinang, Minggu.

“Diakses melalui https://syarah.umrah.ac.id/. Mahasiswa dan dosen wajib mampu menggunakannya,” tegasnya.

Akhlus menjelaskan program Syarah UMRAH berbasis internet sebenarnya sudah selesai dilaksanakan beberapa waktu lalu. Namun program itu membutuhkan tingkat maksimum transfer data yang tinggi, yang potensial menjadi penghambat ketika dilaksanakan program tersebut.

Hal itu yang menyebabkan UMRAH berinovasi dari internet menjadi intranet. Pengguna Syarah UMRAH tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli paket internet, namun fasilitas intranet hanya dapat dipergunakan oleh mahasiswa di kampus.

“Itu juga untuk memastikan kehadiran mahasiswa di kampus. Yang harus dikawal secara ketat, program itu tidak digunakan di luar kampus oleh mahasiswa,” ujarnya.

Sementara dosen dapat mengajar mahasiswa, meski sedang berada di luar kota. Model pembelajarannya sama seperti di dalam kelas, hanya saja pertemuannya dilakukan melalui sistem.

Bentuk pembelajaran sama, menggunakan papan tulis, komunikasi dua arah dan multiarah, dan terjadwal, serta bebas bertanya.

Saat belajar, mahasiswa maupun dosen dapat mempresentasikan materi pembelajaran. Bahkan di dalam sistem mereka dapat berinteraksi, dan melakukan “screen sharing”.

Bahan-bahan yang siapkan dosen maupun mahasiswa yang tersimpan di dalam laptop juga dapat diperlihatkan dalam proses pembelajaran.

“Sistem yang memadukan berbagai program pembelajaran yang itu tetap mengedepankan organisasi kelas, hanya suasana kelas dipindahkan ke dalam sistem,” katanya.

Bagaimana dengan dosen tamu? Rektor menjelaskan dosen tamu juga tidak harus bertemu fisik dengan peserta, melainkan dapat menggunakan Syarah.

“Kami akan memulai ini dengan bekerja sama dengan Perancis,” ucapnya.