Kapal Pemburu Ranjau Baru KRI Pulau Fani–731 dan KRI Pulau Fanildo-732 Resmi Perkuat TNI AL

Kapal pemburu dan penyapu ranjau atau Mine Countermeasures Vessels (MCMV) generasi terbaru yang bernama KRI Pulau Fani-731 bikinan galangan kapal Abeking & Rasmussen di Jerman saat uji pelayaran. (Foto:EHelwinScharn)

JAKARTA – Dua kapal pemburu ranjau tipe Mine Counter-Measure Vessel (MCMV) baru, masing-masing KRI Pulau Fani–731 dan KRI Pulau Fanildo-732 resmi memperkuat TNI Angkatan Laut.

Kapal dengan panjang 60 meter tersebut, dipesan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI untuk memperkuat kemampuan buru ranjau TNI AL pada tahun 2020 lalu.

KRI Pulau Fani–731 dan KRI Pulau Fanildo-732 adalah bikinan galangan kapal Abeking & Rasmussen yang berada di Lamwerder, Bremen, Jerman.

Kedua kapal pemburu ranjau canggih tersebut, akan menggantikan kapal pemburu ranjau sebelumnya, yakni KRI Pulau Rengat-711 dan KRI Pulau Rupat-712 yang usianya sudah cukup tua.

Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Prabowo Subianto resmi menyerahkan KRI Pulau Rengat-711 dan KRI Pulau Rupat-712 dan kapal cepat rudal (KCR) bikinan PT PAL dalam acara sailing pass, Senin (14/08).

Parade sailing pass secara berurutan mulai kapal MCMV KRI Pulau Fani-731, KRI Pulau Fanildo-732. Kemudian diikuti KCR KRI Kapak-625, KRI Panah-626, KRI Halasan-630, KRI Tombak-629, KRI Sampari-628, dan KRI Golok-688.

Baca juga: TNI dan Militer ASEAN akan Latihan Bersama di Batam dan Natuna
Menhan RI dan Panglima TNI serta jajaran pimpinan matra darat dan udara menyambut kapal pemburu ranjau baru KRI Pulau Fani–731 dan KRI Pulau Fanildo-732 dan KCR lainnya pada acara Sailing Pass, Senin (14/08) di Dermaga Madura, Komando Armada II, Surabaya. (Foto:Dol/Kemhan RI)

Pada penyerahan itu, Menhan Prabowo Subianto mengatakan, dua kapal pemburu ranjau baru yang diserahkan ke TNI AL akan meningkatkan efek penangkal (deterrence) bagi pertahanan khususnya Angkatan Laut RI.

“Kehadiran 2 unit MCMV ini akan mampu meningkatkan efek penangkal bagi pertahanan Indonesia,” kata Menhan Prabowo. Lebih lanjut, Prabowo mengatakan , dua kapal adalah buah dari kerja sama bilateral yang erat antara Indonesia-Jerman.

Sekaligus bukti komitmen Kementerian Pertahanan (Kemhan), yang mewujudkan misi modernisasi alutsista dengan investasi pertahanan sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

“Ini bukti kita sungguh-sungguh dalam menjamin kedaulatan bangsa dan negara, dan bukti kedekatan hubungan serta kerja sama Indonesia-Jerman,” tambah Prabowo melalui rilis resmi Kemhan RI.

Baca juga: KRI Bima Suci Rebut 12 Trofi di Ajang ‘The Tall Ship Race 2023’ Eropa
Kapal pemburu ranjau Pulau Fani–731 dan KRI Pulau Fanildo-732 saat diserahterimakan pihak Abeking & Rassmusen, Jerman kepada Pemerintah Indonesia Mei 2023 lalu. (Foto:Dok/Kemhan RI)

Prabowo juga menyoroti keberhasilan industri pertahanan tanah air, PT PAL yang sudah berhasil memproduksi beberapa Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 meter sesuai pesanan Kemhan.

Menurutnya, Indonesia patut bangga dengan hasil karya putra-putri bangsa tersebut.

“Kapal KCR 60 M yg terlibat dalam kegiatan sailing pass merupakan alutsista strategis yang membanggakan sebagai hasil karya putra-putri Indonesia,” jelasnya.

Kemudian Prabowo juga berpesan, agar TNI AL menggunakan KRI Pulau Fani-731, KRI Pulau Fanildo-732 sebaik mungkin dan selalu merawat dengan baik.

“Saya berharap agar kapal yang canggih dan modern ini dapat selalu dipergunakan dengan baik. Rawat dan pelihara kondisi kapal-kapal ini, baik dari segi fisik maupun kelengkapan persenjataannya, agar selalu dalam kondisi siap operasi dan siap tempur untuk menjaga kedaulatan NKRI,” kata Prabowo dalam sambutannya di Dermaga Madura, Komando Armada II, Surabaya.