Kapal Tanpa Awak Mengapung di Laut Nongsa, Tim SAR Cari Nelayan Diduga Hilang

Kapal Tanpa Awak
Nelayan sedang mengevakusi kapal milik nelayan yang diduga hilang di perairan Nongsa. (Foto: Randi Rizky K)

BATAM – Sebuah kapal tanpa awak ditemukan terapung di perairan Pulau Putri, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Kepulauan Riau.

Kapal tersebut diduga milik seorang nelayan yang juga ketua Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan Bengkong bernama Asril (62) yang dilaporkan hilang.

Kapal nahas ini pertama kali ditemukan seorang nelayan berinisial R pada Rabu pagi sekira pukul 09:29 WIB. Ia pun segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang.

Kepala Kantor SAR Tanjungpinang, Fazzli, melalui Komandan Basarnas Batam, Dedius, membenarkan adanya penemuan kapal tersebut. “Benar, kapal ditemukan di sekitar Pulau Putri dan  sedang ditarik oleh nelayan ke Pelabuhan Rakyat Ocarina,” kata Dedius.

Tim gabungan pun langsung dikerahkan untuk melakukan pencarian intensif terhadap Asril. Operasi pencarian melibatkan penyisiran wilayah laut sekitar serta pemantauan udara menggunakan drone.

Sementara itu berdasarkan pantauan ulasan.co di Pelabuhan Rakyat Ocarina, Bengkong tampak keluarga korban sedang menanti hasil pencarian korban. Raut wajah khawatir terpancar di wajah mereka

Kemudian pada sekira pukul 15.00 WIB terlihat sejumlah nelayan mengevakuasi kapal tanpa awak tersebut.

Terlihat kapal dalam keadaan bocor sehingga nelayan harus terus-menerus mengeluarkan air dari lambung kapal. Kapal akhirnya bisa dilabuhkan di darat Sekira pukul 16.00 WIB.

Anehnya, tampak bagian kiri lambung kapal terlihat retak dan hancur pada bagian sisi atas serta terdapat pula patahan di ujung kepala kapal.

Adik korban yang juga ikut melakukan pencarian dan evakuasi kapal, Rafai mengatakan, saat ditemukan terdapat empat kebocoran di lambung kapal sehingga membuat kapal miring nyaris tenggelam karena dipenuhi air.

“Saat ditemukan kondisinya miring karena kemasukan air, karena juga ada mesin di belakang kapalnya sedikit tenggelam,” ujarnya.

Selain itu di atas kapal masih ditemukan satu buah fiber (boks penampung ikan) kosong dan satu tabung gas dan mesin dalam keadaan mati.

Ia menyebut, Asril berangkat melaut pada 6 Agustus 2024 sekira pukul 02.00 WIB. Menurutnya, korban memang biasa memancing ikan mulai pukul 05.00 WIB dan paling jauh hanya melaut dari perairan Turi Beach hingga Pulau Putri.

“Abang saya memang biasa melaut sendirian, dia biasanya mangkal (memarkirkan kapal) di dekat pelabuhan tak jauh dari masjid Cheng Ho, Golden Prawan Bengkoang,” ujarnya.

Terkait adanya kebocoran dan retakan pada bagian kapal, ia menduga kapal telah ditabrak kapal lainnya. “Kemungkinan ditabrak,” kata dia.

Baca juga: Tim F1QR Lanal TBK Sergap Kapal Pancung Pengangkut 11 PMI Non Prosedural

Selain itu, ia menerangkan kapal dengan mesin 15 PK tersebut belum lama digunakan oleh korban Asril dan baru dipakai selama enam bulan. “Kapal ini bantuan subsidi dari pemerintah,” jelasnya.

Sementara itu adik perempuan korban, Arnita mengatakan telah mendapat firasat sebelum peristiwa hilangnya korban terjadi. “Beberapa hari ini perasaan saya tidak enak,” ujarnya dengan nada bergetar.

Ia pun kini hanya bisa berdoa dan berharap kakak laki-lakinya Asril segera ditemukan dengan selamat. Hingga berita ini terbit tim gabungan masih berupaya melakukan pencarian terhadap korban. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News