Karantina Kepri Tolak 8,8 Ton Sayuran Asin Impor dari China

Karantina Kepri
Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kepulauan Riau (Karantina Kepri) menggagalkan masuknya 8,8 ton sayuran asin asal China ke Indonesia. (Foto: Dok Karantina Kepri)

BATAM – Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kepulauan Riau (Karantina Kepri) menggagalkan masuknya 8,8 ton sayuran asin asal China ke Indonesia.

Penolakan dilakukan melalui Pos Pelayanan Karantina di Pelabuhan Batu Ampar, Kota Batam, pada Ahad 22 Juni 2025.

Sayuran asin tersebut diketahui masuk dalam satu kontainer dan diajukan untuk pemeriksaan karantina sejak Kamis 19 Juni 2025. Namun, hasil verifikasi menunjukkan dokumen kesehatan dari negara asal tidak lengkap dan tidak sesuai ketentuan.

“Setelah diperiksa secara teliti, kami menemukan bahwa sertifikat kesehatan dari negara asal tidak valid dan tidak memenuhi syarat pemasukan. Maka, sesuai aturan, kami lakukan penahanan dan akhirnya penolakan,” kata Kepala Karantina Kepri, Herwintarti dalam keterangannya, Senin 23 Juni 2025.

Penahanan ini mengacu pada Pasal 333 Perba No. 14 Tahun 2024 tentang Tata Cara Tindakan Karantina, yang memberi waktu maksimal tiga hari kerja bagi pemilik barang untuk melengkapi dokumen. Namun hingga batas waktu yang diberikan, dokumen tetap tak kunjung dilengkapi.

“Karena tidak dipenuhi, media pembawa langsung kami tolak dan diperintahkan keluar dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya.

Herwintarti menegaskan, tindakan ini penting untuk mencegah masuknya Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) yang bisa merusak pertanian lokal serta mengancam kesehatan masyarakat.

“Langkah ini adalah bentuk perlindungan terhadap ketahanan dan keamanan pangan nasional, khususnya di wilayah perbatasan seperti Kepri,” ujarnya.

Baca juga: Karantina Kepri Fasilitasi Pengiriman Ekspor Perdana Ikan Anggoli ke Hawaii

Ia juga menyebutkan bahwa tindakan tegas ini sejalan dengan arahan Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M. Panggabean, yang mendukung visi Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam program swasembada pangan.

“Kami pastikan setiap produk impor yang masuk ke Indonesia aman, sehat, dan layak konsumsi,” tutup Herwintarti. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News