Kasus DBD di Karimun Tertinggi Se-Kepri, 3 Orang Meninggal Dunia

Kemkes Konsultasi ke WHO Terkait Vaksin Malaria RTS,S
Nyamuk malaria (Lapathlabs). (Foto: Antara)

TANJUNGPINANG – Kabupaten Karimun menjadi wilayah terbanyak kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinak Kesehatan (Dinkes) Kepri, Mohammad Bisri saat dihubungi, Ahad (26/06).

Ia mengatakan, sejauh ini Kabupaten Karimun masih menjadi wilayah terbanyak terjangkit DBD.

“Peningkatan justru ada di Karimun, bukan Batam atau kabupaten kota lain,” ungkapnya.

Ia menyebut, sejauh ini terdacatat ada 467 masyarakat di Kabupaten Karimun pada tahun ini menderita DBD, 3 diantaranya meninggal dunia.

“Di Karimun saja sudah paling tinggi dibandingkan Batam yang sampai saat ini baru 345,” ujarnya.

Baca juga: DBD di Tanjungpinang Capai 137 Kasus, Warga Diimbau Waspada

Menurutnya, peningkatan kasus DBD dilihat dari trendnya per tahun dibandingkan situasi pada periode yang sama.

“Kita bisa liat trend peningkatan dari tahun lalu atau dari perkembangan bulananan atau mingguannya pada tahun ini,” ucapnya.

Hingga Juni 2022, di Kepri sudah terdata ada 5 orang yang meninggal dunia karena kasus DBD, 3 di Kabupaten Karimun, dan 2 orang di Kota Batam.

Baca juga: Antisipasi DBD di Musim Penghujan, Masyarakat Diminta Jaga Kebersihan Lingkungan

Bisri meminta kepada masyarakat untuk tetap waspada. Ia mengimbau masyarakat agar membersihkan area rumahnya agar tidak ada genangan air dari botol atau sampah plastik bekas.

“Masyarakat jangan lupa 3M DBD, Menguras, Menutup, Mengubur atau Mendaur ulang. Soalnya itu penting untuk pencegahan,” ujarnya.

Ia menyebut, peningkatan kasus karena adanya karena adanya genangan air. Terlebih lagi saat ini musim hujan yang menjadi penyebab banyaknya genangan air.

“Ia makanya masyarakat coba untuk membersihkan sampah sampah dirumahnya, selain dari pemerintah yang melakukan fogging,” tutupnya.

Dari data Januari-Juni 2022 di Kepri, tercatat pada bulan Januari ada 218 kasus, Februari 178 kasus, Maret 126 Kasus, April, 178 kasus, Mei 239 kasus dan Juni 109 kasus.