BINTAN – Kasus penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV) Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) trennya terus meningkat.
Naik kasus HIV-AIDS dilihat dari data yang dimiliki Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bintan sejak tahun 2021 berjumlah 17 jiwa.
Sedangkan di tahun 2022 angka kasus HIV-AIDS tercatat menjadi 26 jiwa. Bahkan hingga Agustus 2023 sudah ditemukan 14 jiwa.
“Memang tren kasus HIV-AIDS cukup meningkat. Ini dikalangan orang suka jajan (berhubungan seksual secara bergantian), kelompok rentan dan sesama jenis,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Bintan, dr Gama AF Isnaeni di Bintan, Selasa (29/08).
Naiknya kasus HIV-AIDS di Bintan, kata dr Gama, dikarenakan masih ada pergaulan bebas dikalangan masyarakat Bintan.
Ditambah lagi, kurangnya pemahaman masyarakat untuk menghindari atau mencegah penularan HIV-AIDS itu.
HIV-AIDS menurutnya, bisa ditularkan melalui hubungan seks yang tidak aman. Baik antara penderita maupun tidak hingga sesama jenis.
Baca juga: Pertukaran Cairan Tubuh Penyebab Penularan HIV/AIDS
Kemudian, bisa tertular HIV-AIDS melalui jarum suntik yang dipakai bersama-sama secara bergantian. Ini biasanya dilakukan dengan kelompok pengguna narkoba.
Selain itu, bisa melalui transfusi darah, dan ibu hamil sebagai penderita menularkan HIV-AIDS ke bayi melalui plasenta hingga proses melahirkan.
Upaya pemerintah untuk mengatasi hal tersebut, dimulai dari skrining HIV-AIDS dan sosialisasi bahayanya HIV-AIDS kepada masyarakat.
Tujuannya, supaya masyarakat paham terhadap HIV-AIDS. Baik dari cara penularan maupun pencegahannya.
Lanjut dia, pemerintah juga menyediakan obat untuk penderita HIV-AIDS. Baik di pelayanan Puskesmas hingga rumah sakit.
Supaya penderita bisa mengkonsumsi obat tersebut, untuk mengatasi virus tersebut.
Diharapkan dia, masyarakat sudah meningkat kesadaran untuk mencegah HIV-AIDS. Sehingga kasus HIV-AIDS bisa menurun di Bintan.
“Kalau bisa, jangan sampai ada kasus HIV-AIDS yang baru di Bintan,” harap dia.