Kebijakan Rektor UMRAH Menuai Kontroversi

Tanjungpinang, Ulasan.co – Surat edaran yang dikeluarkan oleh Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji kini menuai kontoversi diberbagai kalangan dalam lingkungan kampus Negeri di Tanjungpinang tersebut.

Di tengah hiruk pikuk terkait masalah virus Corona (Covid-19), Universitas Maritim Raja Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang Kepulauan Riau belum menghentikan perkuliahan tatap muka di seluruh fakultas dan program studi di kampus itu.

Dilansir dari pijarkepri.com Rektor UMRAH, Prof. Dr. Syafsir Akhlus, M.Sc, belum memberikan keputusan mengenai penghentian perkuliahan tatap muka di kampus UMRAH pasa Selasa (17/3).

“Belum, nanti saya sampaikan keterangan pers rilisnya,” katanya.

Kebijakan Rektor UMRAH yang belum merumahkan mahasiswa juga mendapat respon yang beragam, Muhammad Ravi contohnya, Mahasiswa sekaligus aktivis kampus mengatakan sebaiknya mahasiswa tetap berada di Kampus dan melakukan perkuliahan seperti biasa.

“Di lihat dari alasan Rektor UMRAH mungkin benar, kawan-kawan mahasiswa itu kalau dirumahkan kemungkinan buruknya lebih besar sih, mereka bisa saja nongkrong dan sebagainya. Dan tidak menjamin kalau mereka diliburkan mereka diam di rumah,” katanya, saat di wawancarai melalui telpon genggam, Rabu (18/3).

Ravi juga khawatir jika diliburkan malah menjadi kesempatan buat mahasiswa untuk melakukan hal-hal lain.

“Seperti contoh deh di Jawa sana, Jakarta misal, mereka dirumahkan tapi malah jalan-jalan ke pantai. Kalau di kampus juga tidak ada jaminan tapi seenggaknya kampus punya responsibilitiy terkait pencegahan itu dengan ngeluarin kebijakan itu,” ujarnya.

“Tapi, juga dosen-dosen harus bisa memastikan mata kuliah yang diampunya masuk atau tidak, kuliah atau tidak dari jauh-jauh hari agar kawan-kawan mahasiswa bisa prepare lebih awal,” katanya.

Respon berbeda juga dilontarkan dari mahasiswa UMRAH yang tidak ingin di sebutkan namanya.

“Kebijakan Rektor bertolak belakang dengan Kemendikbud. Padahal PTN di luar Kepri sudah banyak diliburkan,” ujarnya.

“Kita bicara soal penyebaran penyakit itu bos di dalam bus itu bisa tidak jaraknya satu sampai dua meter? Kita juga Khawatir tertular virus tersebut,” tutupnya.

Pewarta : Tim