JAKARTA – Sepuluh orang dilaporkan tewas akibat insiden kecelakaan pesawat jatuh yang terjadi di Elmina, Shah Alam, Selangor, Malaysia, Kamis (17/08).
Pesawat yang jatuh tersebut, diketahui jenis Beechcraft N28JV model 390 milik perusahaan Jetvalet Sdn Bhd jatuh sekitar pukul 14.51 waktu setempat.
Dilansir dari tvonenews, jatuhnya pesawat tersebut menyebabkan 6 penumpang, 2 awak pesawat, 1 pengguna motor dan 1 pengendara mobil yang melintas saat kejadian juga meninggal dunia.
Kepala Polisi Negara (KPN) Malaysia, Inspektur Jenderal Razarudin Husain mengatakan, dari total 10 korban yang meninggal dunia hanya satu jasad yang ditemukan dalam keadaan utuh, yakni pengendara motor yang sudah diketahui identitasnya.
Namun, lanjut Jenderal Razarudin Husain, tetap harus menunggu proses verifikasi dengan uji asam deoksiribonukleat (DNA).
Sementara identitas pengendara mobil juga terkena dampak belum diketahui. Seluruh korban dibawa ke Rumah Sakit Tengku Ampuan Rahimah, Klang untuk keperluan identifikasi oleh para ahli waris atau pihak keluarga.
Dalam keterangan pers terpisah, Menteri Transportasi Malaysia, Anthony Loke menyampaikan, identitas 8 korban pesawat nahas tersebut di antaranya merupakan Anggota Dewan (ADUN) Pelangai Johari Harun.
Baca juga: Korut Sebut Tak Lama Lagi Perang Senjata Nukir Bakal Nyata
Kemudian 7 korban lainnya antara lain, pilot pesawat yakni Shahrul Kamal Ruslan dan Heikal Aras Abdul Azim serta penumpang Kharil Azwan Jamaludin, Shaharul Amir Omar, Mohd Naim Fawwaz Mohamed Muaidi, Muhammad Taufiq Mohd Zaki dan Idris Abdol Talib.
Pejabat tertinggi Eksklusif Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia, Kapten Norazman Mahmud mengatakan, pesawat itu berangkat dari Bandar Udara Internasional Langkawi pukul 14.08 waktu setempat menuju Bandar Udara Sultan Abdul Aziz Shah.
Kontak pertama pesawat dengan Menara Pengawas Lalu Lintas Udara Subang terjadi pada pukul 14.47, dan izin pendaratan pun diberikan pihak otoritas pukul 14.48.
Ketika pukul menunjukkan 14.51, Menara Pengawas Lalu Lintas Udara Subang mengamati asap yang berasal dari lokasi kecelakaan, tetapi tidak ada panggilan ‘mayday’ yang dilakukan oleh pesawat.
Dia menyebutkan, Pusat Koordinasi Penyelamatan Penerbangan Kuala Lumpur (KL ARCC) telah diaktifkan untuk mengkoordinasikan misi pencarian dan penyelamatan.
Selanjutnya, investigasi keselamatan akan dilakukan oleh Biro Investigasi Kecelakaan Udara di bawah Kementerian Transportasi Malaysia sesuai dengan Bagian XXVI Peraturan Penerbangan Sipil 2016.