Kejahatan Meningkat, Tiga Provinsi di Ekuador Berstatus Darurat

Kejahatan Meningkat, Tiga Provinsi di Ekuador Berstatus Darurat
Arsip - Seorang tentara memeriksa seorang warga setelah Presiden Ekuador Guillermo Lasso menyatakan keadaan darurat 60 hari atas meningkatnya kejahatan di Guayaquil, Ekuador, 19 Oktober 2021. (ANTARA/Reuters/Maria Fernanda Landin/as)

QUITOPresiden Ekuador, Guillermo Lasso menyatakan status darurat selama 60 hari di tiga dari 24 provinsi di negara itu karena meningkatnya kejahatan pada Jumat (29/4). Status darurat itu mencakup penerapan jam malam di beberapa kawasan dan pengerahan ribuan aparat keamanan.

Keputusan itu adalah kali kedua Lasso menggunakan wewenang daruratnya untuk menangani kekerasan yang meningkat sejak akhir tahun lalu.

Pemerintahannya menyalahkan kondisi itu pada geng-geng penyelundup narkoba yang menggunakan Ekuador sebagai titik transit peredaran narkotika ke Amerika Serikat dan Eropa.

Baca juga: Longsor di Ibu Kota Ekuador, 24 Orang Tewas

Status darurat yang ditetapkan Lasso pada Oktober lalu menuai kecaman dari Pengadilan Konstitusi, yang memangkas separuh masa darurat menjadi 30 hari dan mengatakan bahwa militer seharusnya hanya mendukung operasi kepolisian.

Pembunuhan dan kejahatan diduga terkait dengan meningkatnya kasus penyelundupan narkoba di provinsi Guayas, Manabi dan Esmeraldas. Polisi setempat telah menangkap anggota-anggota geng yang diduga terlibat.

“Melalui dekret eksekutif saya telah menyatakan status darurat di provinsi Guayas, Manabi dan Esmeraldas efektif mulai tengah malam ini,” kata Lasso dalam video di media sosial.

“Kami melindungi nyawa dalam setiap keputusan yang kami ambil di setiap sudut negara ini sampai semua yang melakukan kejahatan menyerahkan diri,” kata dia.

Sekitar 9.000 polisi dan tentara akan berpatroli di jalan-jalan di ketiga provinsi itu selama 60 hari, sementara di beberapa kawasan akan diterapkan jam malam mulai pukul 23.00 sampai pukul 5.00.