Kematian Akibat DBD di Indonesia Sepanjang 2022 Tercatat 816 Orang

Ilustrasi nyamuk DBD. (Foto:net)

JAKARTA – Kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia terus menunjukkan tren peningkatan, bahkan sepanjang 2022 angka kematian akibat DBD tercatat 816 orang.

Hal itu diungkapkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, yang mewanti-wanti terkait meningkatnya kasus DBD sejak Januari hingga September 2022, yang disampaikan melalui situs resmi Kemenkes, Senin (26/9).

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu menambahkan, penambahan kasus DBD tersebut dilaporkan berasal dari 64 kabupaten/kota di Indonesia.

Saat ini tercatat jumlah kumulatif kasus DBD terkonfirmasi sejak bulan Januari-September 2022 yakni sebanyak 87.501 kasus, dengan kasus kematian sebanyak 816 kematian orang.

“Secara umum terjadi peningkatan kasus Dengue. Kasus paling banyak terjadi pada golongan umur 14-44 tahun sebanyak 38,96 persen dan 5-14 tahun sebanyak 35,61 persen,” kata Maxi.

Sementara, kasus DBD tertinggi ada di Kota Bandung dengan 4.196 kasus, Kabupaten Bandung sekitar 2.777 kasus, Kota Bekasi dengan 2.059 kasus, Kabupaten Sumedang sekitar 1.647 kasus, dan Kota Tasikmalaya dilaporkan sebanyak 1542 kasus.

Maxi juga mengimbau, agar masyarakat lebih waspada lantaran memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan biasanya terjadi peningkatan kasus DBD.

Baca juga: Satu Warga Bintan Meninggal Akibat DBD, 58 Orang Masih Dirawat

Untuk itu, Kemenkes RI menurutnya telah melakukan upaya pengendalian dan pencegahan yang masif dan simultan dengan melibatkan pusat dan daerah.

Kemudian, lanjut Maxi, Kemenkes RI telah mengirimkan surat edaran kepada seluruh kepala daerah di Indonesia menginstruksikan agar dinas kesehatan setempat mulai meningkatkan kewaspadaan dengan aktif melakukan pengendalian Dengue lebih dini.

Upaya-upaya pencegahan dan pengendalian tersebut melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus di tempat umum, dan institusi untuk mencapai angka bebas jentik lebih dari 95 persen.

Maxi juga mengingatkan, agar pemerintah daerah meningkatkan deteksi dini infeksi Dengue di puskesmas dengan memeriksa pasien suspek dengue menggunakan Rapid Diagnostic Test (RDT), Antigen Dengue NS1 atau RDT Combo.

Rapid tersebut, dapat digunakan pada suspek Dengue mulai hari 1-5 kejadian demam.

Baca juga: Warga Tanjungpinang Diimbau agar Waspadai Penyakit Kulit Frambusia