Kemenag akan Gelar Rukyatul Hilal Penetapan 1 Syawal di 99 Titik

Kemenag akan Gelar Rukyatul Hilal
Arsip Foto. Petugas menggunakan teropong untuk memantau hilal awal Ramadhan di Pantai Jerman, Kuta, Bali, Selasa (11/5/2021). (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)

JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat atau penetapan 1 Syawal 1443 Hijriah pada Minggu, 1 Mei 2022. Ada sekitar 99 titik yang dijadikan lokasi pemantauan rukyatul yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.

“Rukyatul hilal tersebut akan dilaksanakan oleh Kanwil Kementerian Agama dan Kemenag kabupaten/kota, bekerja sama dengan peradilan agama dan Ormas Islam serta instansi lain,” ujar Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kamaruddin Amin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (18/4).

Ia menjelaskan sidang isbat mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil perhitungan secara astronomis (hisab) dan hasil konfirmasi lapangan melalui mekanisme pemantauan (rukyatul) hilal.

Baca juga: Jalan Tengah Penetapan 1 Ramadan

Secara hisab, semua sistem sepakat bahwa ijtimak menjelang Syawal jatuh pada Minggu, 1 Mei 2022, atau bertepatan dengan 29 Ramadan 1443 H. Sementara awal Syawal 1443 H menunggu hasil rukyatul hilal.

“Pada hari rukyat, 29 Ramadan 1443 H, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk dan di atas kriteria baru MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura), yaitu di atas 3 derajat,” ujar Kamaruddin.

Sidang isbat awal Syawal 1443 H akan dihadiri sejumlah duta besar negara sahabat, Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Informasi Geospasial (BIG).

Baca juga: Jelang Penetapan 1 Ramadan, Kemenag Gelar Pemantauan Hilal di 101 Titik

Kemudian juga hadir dari Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, pakar falak dari ormas-ormas Islam, lembaga dan instansi terkait, anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kementerian Agama dan pimpinan organisasi kemasyarakatan Islam dan pondok pesantren.

“Sidang akan digelar secara hibrida, yakni daring dan luring. Sebagian peserta hadir di lokasi acara, sebagian mengikuti secara daring melalui zoom meeting,” ujar Kamaruddin.

Hasil sidang isbat akan disiarkan langsung oleh TVRI sebagai TV Pool dan juga RRI. Penyampaian hasil sidang isbat juga disiarkan secara langsung melalui media sosial Kementerian Agama.