Kemenko Marves Gesa Pembangunan Batam New Port

Kemenko Marves Gesa Pembangunan Batam New Port
Penasihat Menteri Bidang Pertahanan dan Keamanan Maritim Kemenko Marves, Laksamana TNI (Purn) Marsetio (kiri) saat rapat di BP Batam. (Foto: BP Batam)

Batam – Penasihat Menteri Bidang Pertahanan dan Keamanan Maritim, Kemenko Marves, Laksamana TNI (Purn) Marsetio mengikuti rapat koordinasi percepatan pembangunan “Batam New Port” di Balairungsari kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam,Jumat (18/02).

Marsetio mengatakan, rencana implementasi pembangunan Batam New Port akan berstandar internasional dengan konsep “green and smart port.”

“Kita harapkan Batam bisa menjadi hub untuk kegiatan kemaritiman dan perekonomian dengan standar “green and smart port”, sehingga akan didesain untuk jangka waktu hingga tahun 2045 dari segi IT, lingkungan, pembangunan yang berkelanjutan dan termasuk keberpihakan dari pada climate change, jadi desain sesuai standar internasional,” katanya di Batam.

Marseito mengatakan, kehadirannya untuk mendata dan menilai peluang Tanjung Pinggir menjadi lokasi dibangunnya Batam New Port.

“Jadi hari ini kita mem-breakdown dan mendata apa yang dimiliki dan dari PT SMI (Sarana Multi Infrastruktur) yang nantinya sebagai lembaga di bawah Kementerian Keuangan dan BUMN untuk menilai dan membuat Feasibility Study (FS) apakah layak atau tidak Tanjung Pinggir dijadikan sebagai Batam New Port,” tegasnya.

Marseito mengungkapkan, aktivitas pelabuhan Singapura rata-rata mencapai 33 sampai 35 juta TEUs  per tahun.

Di mana, dari data kegiatan di pelabuhan, aktivitas bongkar muat barang dimaksud sekitar 18 sampai 19 juta TEUs (twenty-foot equivalent unit) berasal dari Indonesia.

“Seperti dari pelabuhan Malayati, Belawan, Kuala Tanjung, Dumai, Batam, Jakarta, Banten, Makassar, Surabaya, Semarang, Samarinda, Balikpapan, hingga Manado,” katanya.

“Itu semua datanya ke Singapura. Sekarang dengan hadirnya pelabuhan ini, kita harapkan datangnya ke Indonesia. Apalagi Pelindo sudah bersatu dari Pelindo 1 hingga 4 menjadi satu Pelindo. Di mana dalam setahun data dari pelabuhan di bawah Pelindo kurang lebih hampir 18 juta sampai dengan 19 juta TEUs. Saya kira ini sebuah momentum dan sudah dicanangkan oleh Pak Menko Marves dimana sebelum tahun 2024 harus sudah tuntas.”

Sementara itu, Staf Ahli Bidang Konektivitas Kemenko Marves, Sahad M. Panggabean mengungkapkan rencana groundbreaking akan dilaksanakan pada akhir September atau awal Oktober 2022.

“Dimana, sebelum pelaksanaan, akan disiapkan hal-hal yang mendukung terutama dari sisi regulasi dan teknis,” kata dia.

Baca juga: Membangun Batam New Internasional Port dengan Sistem B to B

Pihaknya pun saat ini sedang inten melakukan koordinasi dengan Kementerian dan lembaga terkait untuk mempercepat revisi regulasi yang dibutuhkan dalam pembangunan Batam New Port.

“Kemudian, dari sisi teknis, dari Kementerian PUPR akan membantu dari segi aspek teknisnya dan juga data dari BP Batam juga sudah lengkap dan langkah untuk ground breaking bisa kita percepat,” kata dia.